[caption caption="gazettereview.com"][/caption]Pernah berjerawat? Pasti pernah. Minimal jerawat “nasi” yang bentuknya putih kecil dan suka menyelip di antara bagian bawah hidung atau di area sekitar pipi. Bagi Anda yang jarang berjerawat, tentu harus disyukuri karena tidak perlu repot merawat wajah. Namun bagi yang pernah (atau sering) berjerawat, maka selain harus lebih intens menjaga kebersihan kulit, juga perlu mewaspadai gejala penyakit mematikan.
Menurut hasil penelitian yang dipublikasikan oleh American Cancer Society tahun 2015 terhadap 99.128 wanita di Amerika selama kurun waktu 20 tahun (1989-2009), para wanita yang saat mudanya sering berjerawat ternyata memiliki resiko terkena penyakit kanker saat dewasa, antara lain kanker payudara, kanker ovarium, kanker serviks dan kanker tyroid. Jerawat merupakan gejala gangguan hormon yang berakibat pada berkembangbiaknya sel-sel kanker.
[caption caption="www.wrinkles.org"]
[/caption]Tentu jangan langsung cemas apabila saat ini Anda menderita jerawat. Bisa jadi bukan disebabkan oleh faktor kelainan hormonal, melainkan karena kurangnya perhatian terhadap perawatan kulit wajah. Memang yang sering dijadikan faktor utama penyebab jerawat adalah kotoran seperti debu, bakteri, radikal bebas dan lainnya. Apalagi kalau memiliki kulit berminyak, rentan terhadap munculnya jerawat. Namun selain itu, faktor perubahan keratinisasi juga termasuk penyebab utama gangguan kulit ini.
Apa itu keratinisasi?
Keratinisasi adalah proses di mana sel-sel epidermis menjadi dewasa. Proses ini dipicu oleh peningkatan hormon androgen yang menstimulasi kelenjar minyak atau disebut sebum. Produksi sebum yang berlebihan bisa menutup pori-pori dan menangkap kotoran dengan lebih cepat sehingga timbul jerawat. Jadi, sekalipun berada di lingkungan yang kotor, kalau hormonnya tidak meningkat, kecil kemungkinan untuk berjerawat karena bakteri propionibacerium acnes bisa berkembang biak saat minyak dan keringat menumpuk. Produksi hormon androgen bisa disebabkan karena cuaca yang panas.
Stress merupakan faktor lain yang bisa memicu jerawat. Sebagian orang yang psikologisnya tertekan bisa berdampak pada rambut yang cepat beruban. Namun kebanyakan orang yang sedang mengalami gangguan emosi biasanya cenderung berjerawat dibanding rambutnya memutih. Apalagi kalau ditambah dengan menu makanan yang tidak sehat. Makanan yang mengandung MSG cenderung mempercepat tumbuhnya jerawat.
Secara umum jerawat terbentuk karena adanya aliran sebum yang terhambat karena pori-pori kulit yang tersumbat kotoran yang mengandung bakteri yang akhirnya membentuk komedo. Bakteri tersebut semakin banyak seiring dengan lemak-lemak yang masuk melalui makanan dan dialiri oleh darah hingga kulit wajah. Komedo menjadi semakin padat dan lama kelamaan akan berwarna pucat (dikenal dengan istilah “white head comedo”). Setelah itu komedi menjadi kehitaman alias “black head comedo” atau komedo terbuka. Di sini sudah bisa dikatakan bahwa jerawat telah “lahir” di permukaan kulit Anda.
[caption caption="dokterelvira.com"]
[/caption]Untuk mencegah jerawat, setiap hari harus rajin-rajin membersihkan muka pakai sabun yang keasamannya seimbang. Kalau Anda termasuk orang yang suka keringatan, segera bersihkan tanpa harus menunggu sampai kering sendiri. Keringat yang dibiarkan mengering sendiri berakibat munculnya jerawat lebih cepat karena bakteri-bakteri yang menempel di kulit wajah tersebut tidak terangkat keluar. Oleh karena itu, kalau wajah sudah mulai terasa berkeringat, segera ambil tissue atau sapu tangan dan bersihkan dengan segera. Baru setelah itu dicuci pakai sabun muka.
[caption caption="naughtyaccessories.co.id"]
[/caption]Jerawat merupakan gejala gangguan kulit yang sebenarnya biasa saja, namun bisa menjadi luar biasa dan patut diwaspadai apabila Anda sudah melewati masa pubertas, selalu mengkonsumsi makanan yang sehat, rajin membersihkan muka, namun wajah tetap dipenuhi jerawat. Barangkali ini merupakan gejala awal penyakit yang serius. Maka sangat dianjurkan untuk segera memeriksa ke dokter kulit terdekat untuk mendapatkan rekomendasi penanganan selanjutnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H