Lihat ke Halaman Asli

Merajut Hati

Yayasan Merajut Hati

Stigma Kesehatan Mental dan Cara Mematahkannya

Diperbarui: 18 Agustus 2022   16:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Credit: pikisuperstar - freepik.com

Masih banyak orang dengan masalah Kesehatan Mental yang belum mendapatkan penanganan yang sesuai bagi Kesehatan Mental mereka. Selain, kurangnya sumber daya, Stigma Kesehatan Mental juga menjadi salah satu alasan mengapa banyak orang memilih untuk tidak mencari pertolongan profesional, dan bahkan menyembunyikan gangguan Kesehatan Mental yang dialami. Lalu apa itu stigma dan hubungannya dengan Kesehatan Mental, Serta apa yang bisa dilakukan untuk mematahkan stigma Kesehatan Mental? 

Apa itu Stigma?

Menurut KBBI (2004), Stigma adalah ciri negatif yang menempel pada pribadi seseorang karena pengaruh lingkungan. Jadi, bisa disimpulkan bahwa stigma Kesehatan Mental adalah ciri negatif yang menempel pada individu dengan gangguan jiwa karena pengaruh lingkungan tempat mereka beraktivitas, seperti di rumah, kantor, sekolah, dan tempat bergaul. 

Mengapa Stigma Kesehatan Mental menjadi masalah?

Stigma Kesehatan Mental melukai individu yang tengah menghadapi masalah Kesehatan Mental. Stigma yang menempel pada masalah Kesehatan Mental juga menciptakan ketidakadilan pada hidup para penyintas Kesehatan Mental, dan secara langsung dapat memberikan dampak destruktif terhadap individu tersebut. Stigma juga merupakan penghalang utama bagi Individu untuk mencari atau menjalani perawatan mental. 

Tipe-tipe Stigma Kesehatan Mental 

Ada banyak bahasan tentang tipe-tipe Stigma Kesehatan Mental, beberapa di antaranya adalah:

Stigma Publik 

Stigma ini adalah stigma yang paling umum ditemukan, dan diperparah oleh opini dan sudut pandang publik. Hal ini seringkali membuat para penyintas Kesehatan Mental mengalami diskriminasi sosial. 

Stigma Diri (Self-Stigma)

Stigma in berasal dari perspektif dari penyintas Kesehatan Mental yang percaya dan menganggap prasangka yang ada di masyarakat sebagai sebagai kebenaran. Dengan kata lain prasangka tersebut menanamkan rasa malu pada individu dengan gangguan jiwa karena kondisi mereka 

Stigma Institusional 

Stigma Institutional hadir dalam bentuk tindakan-tindakan yang mempermalukan individu dengan gangguan jiwa dalam suatu institusi. Stigma ini seringkali melibatkan kebijakan-kebijakan dan regulasi yang ada dalam institusi tersebut. Stigma institusional seringkali membuat sebuah institusi untuk secara tidak sadar mengambil tindakan-tindakan yang menyebabkan diskriminasi bagii individu dengan gangguan Kesehatan Mental, Seperti kurangnya layanan Kesehatan Mental di kantor, Sekolah yang tidak memiliki support Kesehatan Mental bagi murid, Atau Organisasi yang tidak memberikan perlakuan dan kesempatan yang sama bagi individu-individu dengan gangguan Kesehatan Mental.

Untuk mematahkan stigma-stigma negatif Kesehatan Mental, Yayasan Merajut Hati membuat kampanye bertajuk Tidak Sendiri Lagi (#TidakSendiriLagi),  dengan tujuan memberikan support dan memberdayakan masyarakat Indonesia yang tengah berjuang dengan masalah Kesehatan Mental. Hal ini dilakukan melalui edukasi dan normalisasi percakapan tentang Kesehatan Mental, yang pada akhirnya diharapkan bisa mematahkan stigma-stigma negatif seputar Kesehatan Mental 

Dengan berbagi kisah nyata mengenai perjuangan orang-orang dengan gangguan Kesehatan Mental, kampanya #TidakSendirilagi berupaya mendorong individu dengan gangguan Kesehatan Mental untuk mencari bantuan, sekaligus mengingatkan komunitas Kesehatan Mental di Indonesia bahwa mereka tidak sendiri. 


Yayasan Merajut Hati

Yayasan Merajut Hati sendiri adalah sebuah organisasi non-profit di Indonesia yang memiliki misi untuk menyediakan akses sumber daya, pengobatan, dan bantuan kesehatan mental untuk masyarakat Indonesia. Organisasi ini dibuat didirikan dengan visi menghadirkan kesejahteraan mental bagi seluruh rakyat Indonesia, mengingat stigma dan pelayanan kesehatan mental yang minim masih menjadi masalah. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline