Surya Paloh, Joko Widodo dan Megawati Soekarnoputri, Tiga King-Maker, Siapa yang Layak Kita Percaya?
Oleh: Andre Vincent Wenas
Beredar di medsos meme mengenai tiga king-maker dibelakang tiga paslon yang ada sekarang.
King-maker itu adalah Surya Paloh untuk paslon nomor urut 1 Anies-Muhaimin. Lalu Joko Widodo untuk paslon nomor urut 2 Prabowo-Gibran, dan Megawati Soekarnoputri untuk paslon nomor urut 3 Ganjar-Mahfud.
Ini untuk memudahkan pemilih menentukan piihan dalam pemilu nanti. Pertanyaannya, apakah ketiga king-maker itu bakal steril (tidak akan turut campur, tidak cawe-cawe) dalam masa pemerintahan lima tahun ke depan pasca pemilu 2024?
Pertanyaan ini tentu bisa dimodifikasi begini: Apakah anda rela Surya Paloh cawe-cawe dalam masa lima tahun pemerintahannya Anies-Muhaimin? Lalu pertanyaan yang sama juga untuk Joko Widodo bagi Prabowo-Gibran dan Megawati Soekarnoputri bagi Ganjar-Mahfud.
Atau kalau mau lebih spekulatif pertanyaannya adalah: Apakah mungkin ketiga king-maker itu tidak terlibat, tidak cawe-cawe, tidak turut campur? Hmm... ya apakah mungkin?
Rasanya kok tidak mungkin ya. Mereka pasti akan cawe-cawe. Pasti secara "de-facto" akan turut campur dalam urusan pemerintahan paslon yang mereka usung atau dukung.
Dalam penentuan kabinet atau para pembantu presiden dan jabatan-jabatan strategis dalam pemerintahan, rasanya tak mungkin para king-maker lepas tangan dan tidak ambil peduli. Mereka pasti mau campur tangan.
Bentuknya bisa macam-macam, yang paling keras adalah dalam bentuk "kontrak politik" seperti yang diisukan telah terjadi di PDIP terhadap Ganjar. Walau ini terbatas sebagai isu/gosip politik, tapi begitu santer. Sampai ke bentuk yang paling halus dalam rupa hanya dimintai saran dan pendapat.
Sementara kepada Anies dan Prabowo kita tidak pernah mendengar adanya semacam "kontrak politik" seperti yang dialami Ganjar.