Lihat ke Halaman Asli

Live In Menjadi Bagian Hidup Kanisian

Diperbarui: 17 September 2024   19:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Live In merupakan salah satu kegiatan tahunan yang diselenggarakan oleh Kolese Kanisius, sebuah sekolah yang terkenal dengan pendidikan berbasis nilai dan karakter. Kegiatan ini dirancang untuk menumbuhkan semangat dan jiwa 4C1L (competence, conscience, compassion, commitment, dan leadership) dalam diri para peserta didik. Dengan melibatkan diri langsung dalam kehidupan masyarakat, para Kanisian—sebutan untuk siswa Kolese Kanisius—diharapkan mampu mengembangkan kepedulian sosial, empati, serta memahami realitas kehidupan di luar lingkungan sekolah yang mungkin jauh berbeda dengan kehidupan sehari-hari mereka. 

Pada kegiatan Live In, para siswa diharuskan tinggal bersama masyarakat di lokasi yang telah ditentukan selama beberapa hari. Mereka tidak hanya mengamati, tetapi juga ikut serta dalam rutinitas harian masyarakat, seperti bertani, memasak, membersihkan rumah, hingga menjalankan berbagai aktivitas sosial yang biasa dilakukan oleh penduduk setempat. Ini merupakan pengalaman yang sangat berharga, karena para siswa diajak keluar dari zona nyaman mereka dan menghadapi kehidupan nyata yang penuh tantangan. 

Pada tahun ini, kegiatan Live In dilaksanakan di Wonosobo, tepatnya di Desa Reco dan Desa Kapencar. Terletak di daerah pegunungan yang menawarkan panorama alam yang menakjubkan. Wonosobo juga menghadirkan berbagai tantangan bagi penduduknya, terutama dalam hal akses kesehatan dan perekonomian. Melalui Live In ini, siswa kelas 11 Kolese Kanisius diberi kesempatan untuk merasakan langsung dinamika kehidupan masyarakat yang sangat bergantung pada alam, sekaligus belajar bagaimana mereka bertahan di tengah keterbatasan yang ada. 

Perjalanan menuju Wonosobo sendiri memakan waktu yang cukup lama. Rombongan siswa dan guru pendamping harus menempuh jarak yang jauh dengan menggunakan bus. Perjalanan yang dimulai sejak pukul 08.00 pagi baru berakhir sekitar pukul 21.00 malam. Waktu tempuh yang mencapai hampir 12 jam ini tentu bukan tanpa hambatan, mengingat jalan yang dilalui cukup menantang. Meski demikian, para siswa tetap antusias untuk melaksanakan Live In ini. Sesampainya di lokasi, mereka langsung diarahkan ke rumah orang tua asuh masing-masing, tempat di mana mereka akan tinggal dan menjalani kegiatan Live In. 

Kegiatan Live In ini lebih dari sekadar program tahunan sekolah. Bagi para Kanisian, Live In adalah momen penting dalam proses pengembangan diri. Di sini mereka belajar tentang arti tanggung jawab, ketekunan, dan rasa syukur. Hidup bersama masyarakat yang penuh kesederhanaan mengajarkan mereka untuk lebih peka terhadap kondisi sosial dan memahami bahwa hidup tidak selalu berbicara tentang kemewahan atau kenyamanan, tetapi tentang bagaimana bertahan dan saling membantu dalam hidup masyarakat. Pengalaman ini memberikan pelajaran hidup yang tak ternilai, sekaligus menanamkan rasa peduli terhadap sesama. 

Live In juga menjadi cerminan dari sekolah Kolese Kanisius untuk tidak hanya mencetak siswa yang unggul secara akademis, tetapi juga memiliki jiwa sosial yang tinggi. Melalui pengalaman langsung di masyarakat, para Kanisian diharapkan mampu menumbuhkan empati dan kesadaran akan pentingnya keberlanjutan hidup bersama dengan alam dan sesama manusia. Ini adalah bagian dari nilai-nilai yang diajarkan di Kolese Kanisius dan menjadi bekal penting bagi para siswa ketika mereka nantinya terjun ke dalam lingkungan masyarakat setelah menyelesaikan pendidikan mereka. 

Pada akhirnya, kegiatan Live In merupakan wujud nyata dari pendidikan karakter yang lengkap, di mana para Kanisian diajak untuk memahami bahwa pembelajaran tidak hanya terjadi di dalam kelas, melainkan juga di tengah masyarakat. Pengalaman hidup bersama masyarakat mengajarkan nilai-nilai kemanusiaan yang mendalam, menanamkan kepedulian, rasa tanggung jawab, dan komitmen untuk berkontribusi bagi sesama. Dengan semangat 4C1L yang terus ditanamkan, para Kanisian diharapkan tidak hanya menjadi individu yang unggul secara akademis, tetapi juga pribadi yang siap menghadapi tantangan dunia untuk menciptakan perubahan yang positif.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline