Pesatnya kemajuan teknologi telah berhasil menggesar pola-pola kehidupan manusia. Kehidupan manusia yang sebelumnya memiliki batasan ruang dan waktu, telah diruntuhkan dengan hadirnya teknologi. Hal ini telah berdampak pada masyarakat Indonesia dengan berubahnya struktur kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Perubahan-perubahan tersebut terjadi secara cepat dan sulit untuk dihindari.
Dapat dilihat bahwa perubahan struktur kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara sangat mempengaruhi pemikiran, mental, sikap, pola pikir, dan cara pandang masyarakat Indonesia.
Kehidupan manusia saat ini sedang mengalami pergeseran-pergeseran makna dikarenakan teknologi berhasil merubah pola kehidupan kita khususnya anak muda.
Data dari Badan Perencanaan Pembangunan Nasional menyebutkan bahwa hingga tahun 2030 populasi manusia di Indonesia akan didominasi oleh generasi anak muda atau juga disebut kalangan usia produktif. Masa depan Indonesia nantinya akan dilanjutkan oleh generasi tersebut.
Keadaan ini diharapkan akan menjadi kelebihan yang dimiliki oleh Indonesia. Bahkan Indonesia pada tahun 2030 disebut akan memasuki tahun-tahun bonus demografi, dimana generasi anak muda dengan usia produktif ini yang akan membawa Indonesia menuju kejayaan sebagai suatu bangsa dan negara.
Generasi anak muda memegang tanggung jawab besar terhadap kehidupan masa depan Indonesia sebagai bangsa dan negara. Hal ini menjadikan anak muda harus tetap menjaga rasa nasionalisme sebagai warga negara Indonesia.
Menjaga rasa nasionalisme merupakan bukanlah hal yang mudah, terutama bagi generasi anak muda saat ini. Pesatnya perkembangan zaman dan pergeseran yang diakibatkan menjadi satu halangan besar bagi mereka untuk menjaga rasa nasionalismenya.
Perkembangan zaman telah merubah aturan-aturan, nilai-nilai, norma-norma, dan hal-hal lain yang dahulu diamalkan oleh masyarakat Indonesia sebagai perwujudan rasa nasionalismenya.
Generasi anak muda pada masa dahulu, mereka diajarkan tentang bagaimana bersikap dan bagaimana cara menjadi warga negara yang baik, mengenal para pahlawan, hari-hari besar nasional, agama, budaya, dan kehidupan bermasyarakat yang baik.
Hal ini dapat kita temukan pada pemahaman mereka mengenai sejarah bangsa dan negara Indonesia, hari-hari besar nasional, sikap menjunjung tinggi toleransi antar umat beragama, sampai dengan rasa hormat serta tindakan saling tolong-menolong.
Hal-hal diatas pada kenyataannya sudah jarang ditemukan pada generasi anak muda sekarang. Sejarawan dan budayawan Yapi Panda Abdiel Tambayong mengatakan bahwa perilaku masyarakat Indonesia dahulu yang lebih menerima pluralisme sudah tidak lagi tergambarkan pada masyarakat Indonesia saat ini.