Pernah dielu-elukan lantaran kinerjanya yang baik dan reputasi bersih semasa menjabat sebagai Bupati Bantaeng. Lalu didukung beberapa parpol untuk maju dalam kontestasi Gubernur Sulsel.
Nurdin Abdullah, pagi ini, Sabtu 27 Februari 2021, kena OTT KPK di rumah dinasnya di Makassar.
Ia segera dibawa ke klinik untuk tes swab-antigen sebelum diterbangkan ke Jakarta, bersama sekoper uang kontan dan beberapa orang lagi, termasuk si kontraktor, Agung Sucipto.
Agung Sucipto adalah pengusaha yang namanya sempat disebut di hak angket DPRD Sulsel tahun 2019 lalu. Dugaannya soal fee proyek 7,5 persen pada proyek peningkatan ruas jalan di Palampang-Munte-Bontololempangan di Kabupaten Sinjai dan Bulukumba senilai Rp 34 milyar.
Lalu ada proyek Makassar New Port, yang merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN). Total investasi proyek ini diperkirakan sebesar Rp1,51 trilyun.
Proyek Makassar New Port rupanya jadi batu sandungan karir politiknya. Ada indikasi kolusi dan nepotisme yang tercium dalam skema pelaksanaan proyek ini.
Atur sana, atur sini, kabarnya semua bisa diatur lewat sahabat dari anaknya. Bau perkoncoan sengit menyengat.
Dan benar saja. Yang namanya operasi tangkap tangan (OTT) itu ya artinya tertangkap basah. Basah kuyup bersama sekoper duit.
Amat disayangkan memang. Nurdin Abdullah sejatinya diharapkan bisa jadi contoh pemimpin yang bersih. Karir politiknya boleh dibilang cemerlang, banyak yang simpati padanya saat ia digadang-gadang menjadi calon gubernur Sulsel.
Namun apa mau dikata, Nurdin Abdullah adalah manusia juga. Ada hasrat dan emosi yang kadang menghalangi akal sehat dan hati nurani untuk berpikir jernih saat mengambil keputusan.
Hasrat dan emosi itu baik adanya, itulah faktor yang menggerakan manusia untuk bertindak. Namun bagaimana bertindak yang seharusnya, semestinyalah dipandu oleh akal sehat dan hati nurani.