Lihat ke Halaman Asli

Andre Vincent Wenas

Pelintas Alam | Kolomnis | Ekonomi | Politik | Filsafat | Kuliner

Bupati Boltim Vs Lumajang, Adu Senangkan Rakyat, Lanjutkan!

Diperbarui: 7 Mei 2020   15:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

olah pribadi

*Bupati Boltim vs Lumajang, Adu Senangkan Rakyat, Lanjutkan!*

Oleh: *Andre Vincent Wenas*

Sekuel 1: Awal soalnya ada kendala di pembagian bansos, tentang koordinasi pusat dan daerah. Bupati Boltim Sehan Salim Landjar protes, mencak-mencak, bahkan sampai memaki menteri segala dan videonya pun viral. Maksudnya beliau ingin segera mendistribusikan bansos untuk rakyatnya. Maksud yang bagus.

Sekuel 2: Saking viralnya, video mencak-mencak Bupati Boltim itu pun sampai ke Kabupaten Lumajang di belahan selatan katulistiwa. Dan Pak Bupati Lumajang Thoriqul Haq pun merespon, niatnya mau mengingatkan sesama kolega, ayo kerja... kerja... kerja... cari solusi dan tak perlu menyalahkan siapa-siapa, apalagi sampai memaki-maki menteri. Niat yang bagus juga.

Sekuel 3: Lantaran video Bupati Lumajang sama viralnya, maka sampai pulalah ke Kabupaten Bolaang Mongondouw Timur (Boltim) di belahan utara katulistiwa. 

Bapak Bupati Boltim rupanya kesetrum juga dengan pernyataan-pernyataan dari koleganya di belahan selatan sana. Ia pun mengklaim bahwa bansos dari pihaknya jauh lebih banyak dan bermutu ketimbang yang di sana. Kira-kira begitu deh. Detailnya bisa nonton sendiri.

Menteri yang tadinya dimaki-maki khan punya program yang bagus, Bupati Boltim juga punya maksud yang mulia, dan Bupati Lumajang juga niatnya baik adanya. Jadi apa yang salah?

Tujuannya baik, apakah cara penyampaiannya yang salah? (prinsip tujuan tidak menghalalkan cara). Hmm... mungkin saja.

Kenapa cuma mungkin? Ya iyalah, soalnya kalau bicara tentang 'cara' itu khan erat dengan persoalan budaya.

Stereotipe yang biasa ditempelkan buat komunitas dari Sulut cq Boltim itu agak mirip dengan saudara kita dari Medan bah! Tembak langsung, tanpa basa-basi.

Begitu pun yang dari Jawa Timuran, spontanitasnya rada tidak terbendung katanya. Ki yo opo rek, djian%#k! Mungkin agak berbeda dengan yang dari Jawa Tengahan ya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline