Lihat ke Halaman Asli

Andre Vincent Wenas

Pelintas Alam | Kolomnis | Ekonomi | Politik | Filsafat | Kuliner

Awal Mula Hoaks dan Para Penyebarnya Masa Kini

Diperbarui: 1 Maret 2020   19:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Andre Vincent Wenas

Saat itu Allah memberi pengarahan,

"Semua pohon dalam taman ini boleh kau makan buahnya dengan bebas, tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kau makan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya , pastilah engkau mati."

Tapi Iblis memotong dan memutarbalikannya dengan bilang,

"Tentulah Allah berfirman: Semua pohon dalam taman ini jangan kamu makan buahnya bukan?"

Kisah lengkapnya bisa dibaca dalam kitab Kejadian (atau Genesis) pasalnya yang kedua dan ketiga. Di situ diceritakan tentang kehidupan di Taman Firdaus dan tentang kejatuhan manusia ke dalam dosa.

Semangat (roh) kehidupan di Taman Firdaus awalnya indah baik semua. Tidak tahu, dan tidak mengenal tentang yang jahat.

Namun tatanan hidup yang indah dan baik itu rontok gara-gara pelintiran dan hoaks yang dibisikkan iblis kepada manusia.

Oleh si iblis, berita (perintah Tuhan) yang lengkap diedit seenak udel dan dibelokkan logikanya. Iblis yang memang jahat dan penuh rasa iri dengki tidak tahan melihat tatanan kehidupan yang indah dan baik.

Persis seperti ini jugalah gaya dan cara para penebar hoaks di masa kini. Potong saja berita lengkapnya, lalu edit sesuai skenario jahatnya, putar balikkan logika dan semburkan kata-katanya.

Semuanya demi memuaskan ego dan ambisi kuasa. "Sekali-kali kamu tidak akan mati," si iblis terus berbisik, "...bahwa pada waktu kamu memakannya matamu akan terbuka, dan kamu akan seperti Allah," begitu hasutan demi hasutan disembur.

Godaan ambisi sesat dan kesombongan seperti manisnya racun. Menggelapkan akhlak, dan bisa membuat orang mau melacurkan daya pikir (intelektualitasnya) demi mengabdi pada jabatan dan kekuasaan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline