Lihat ke Halaman Asli

R. ANDRY DANOESUBROTO

Antivirus Analyts

Pagebluk, Lintang Kemukus, dan Pandemi Corona

Diperbarui: 27 April 2020   08:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

foto pribadi

NASA, melaporkan akan adanya  Asteroid yang bernama 2016 HP6 akan mendekati Bumi pada Jumat 7 Mei 2020, sekitar pukul 21:48 GMT atau pada Sabtu, 8 Mei 2020 pukul 4.48 Waktu Indonesia Barat pada jarak 1,66 juta kilometer.

Kedatangan Asteroid ini ditengah pandemi Virus Corona, semakin membuat kecemasan sebagian orang. Karena sebagian ada yang mengangap kedatangan asteroid tersebut sebagai suatu pertanda buruk, ada juga yang menganggap sebagai bagian tanda akhir jaman, dan ada pula yang menganggap sebagai tanda sesuatu peristiwa yang akan terjadi.

Buka hanya di tanah air, sebagian masyarakat dunia yang percaya akan adanya ha-hal lain diluar pemikiran formal, maka muncul suatu kekhawatiran akan wabah Corona ini, bukannya semakin hilang, namun justru sebaliknya.

Ditanah air, bagi masyarakat jawa khususnya, jaman pagebluk sebenarnya telah sering terjadi dari jaman kerajaan Majapahit hingga jaman kemerdekaan bahkan hingga sekarang ini. Bagi masyarakat jawa, yang percaya akan sejarah leluhur dan budaya jawa kuno, tentu Pagebluk, Lintang Kemukus dan Pandemi Corona ini adalah sesuatu hal yang saling terkait satu sama lain.

Bagi sebagian masyarakat Jawa yang mempercai budaya leluhur mereka sebelumnya, tentu meyakini bahwa wabah penyakit yang saat ini sedang mewabah, tentu bukan tanpa sebab musabab.
Melihat sejarah dahulu, mengapa masyarakat Jawa amat mempercai lintang kemukus, disebabkan oleh cerita yang konon terjadi pada jaman dahulu. 

Cerita yang dimulai dengan pembuatan keris pemersatu karena adanya gesekan-gesekan didalam masyarakat yang tentunya akan mengganggu stabilitas pemerintahan di kerajaan tersebut.

Karenanya konon, diperintahkanlah para empu-empu pilihan guna membuatkan keris sebagai perlambang kerukunan dan juga pemersatu dari semua lapisan masyarakat dan para elit pembesar kerajaan. Keris tersebut dimanakan keris Kiai Condong Campur.

Namun sebelumnya para elit kerajaan juga telah mempunyai keris yang bernama Sabuk Inten, begipun masyarakat biasa, kelas ini juga mempunyai perlambang dengan sebilah keris yang bernama keris kiai sangkelat.

Namun entah mengapa, tujuan dan semangat membuat keris kiai condong campur yang begitu mulia dan bijak, menjadi malapetaka, takala keris tersebut selesai, keris tersebut berubah aura, menjadi sifat yang sangat buruk dan jahat. Lalu singkat cerita, terjadilah pertempuran sengit antara kiai condong campur dan sabuk inten, pertempuran yang memakan waktu berhari-hari ini dan pertempuran yang sangat sengit, diakhiri dengan kemenangan kiai condong campur.

Dengan kemenangan tersebut, semakin membuat keris tersebut pongah dan sombong, lalu keris tersebut menantang keris kiai sangkelat sebagai keris perlambang masyarakat kelas bawah atau masyarakat biasa.

Pertempuran kembali tak eralakan, pertarungan sengit antara dua keris sakti, memakan waktu berhari-hari, hingga akhirnya pertempuran dimenangkan oleh Kiai Sangkelat, dan Condong Campurpun melesat keangkasa dengan cepatnya, seperti sebuah meteor yang terbang tinggi ke angkasa raya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline