Mengapa Nasib Al Assad Tidak Kunjung Seperti Khadafy
Beberapa pengamat di dalam negeri Suriah sendiri atau pun luar banyak yang berpendapat bahwa nasib sang presiden dan kolega dekatnya akan sama dengan apa yang dialami oleh Khadafy. Bahkan Saat-saat itu akan terasa semakin mendekat ke Al Assad.
Ada juga sebagian lagi, yang berpendapat bahwa Al Assad bukanlah Khadafy. Dukungan kuat dari negara kuat seperti Rusia dan Cina, merupakan kunci bagi Al Assad untuk berpegang teguh pada prinsip dan idelismenya, dan juga sistem militer dan pemerintahan yang dibangunnya tidaklah sama dengan Khadafy.
Diberitakan juga, Asma Al Assad, sang ibu negara yang selalu berpakaian fashionable itu, dan sempat mendapatkan perhatian dari majalah fashion dunia "vogue" dikabarkan akan meni nggalkan negaranya, dia di duga membawa beberapa keluarga dan juga dalam rombongan yang besar, walau belum ada kepastian mengenai informasi tersebut.
Menarik membicarakan sang ibu negara Suriah yang memang mempunyai peran penting dalam pemerintahan dan setiap langkah kenegaraan Bashar Al-Assad sang presiden. Bahkan bukan hanya sebagai simbol ibu negara, Asma juga berperan di banyak forum dunia.
Suriah memang dikenal dalam perang Arab-Israel sebagai salah satu dari 3 negara yang berani bertempur dengan Israel. Walau secara militer mereka kalah, namun secara diplomatik mereka menang.
Kekuatan bersenjata, dukungan dari lembaga asing bahkan organisasi militer dunia, macam PBB, NATO, semakin memperkeruh keadaan, juga semakin menjelaskan kondisi timur tengah yang sedang di porak-porandakan asing, namun sayangnya baik sadar atau tidak, timur tengah tetaplah timur tengah. Keras kepala, egois dan mudah di perdaya, tetap dikedepankan mereka.
Bagi asing, khususnya Eropa barat dan Amerika, ada beberapa kerikil yang memang harus mereka singkirkan sebelum mereka melakukan serangan berlanjut lainnya. Salah satu selain Iran dan Libya adalah Suriah.
Walau kunci timur tengah adalah Arab Saudi, namun setidaknya beberap kerikil ini haruslah dulu dibuang. Namun sayangnya, Cina dan Rusia tetap mendukung Suriah mati-matian, setidaknya hingga saat ini.
Setidaknya Suriah saat ini, benar-benar dalam situasi sulit dan sewaktu-waktu apapun dapat terjadi dinegara tersebut. Apakah nasib sang presiden berserta keluarga dan para orang-orang terdekatnya akan mengalami nasib yang sama dengan Khadafy.? Entahlah, karena Suriah bukan Libya, dan juga kondisi struktur kemiliteran dan pemerintahan Libya tidak sama dengan Khadafy.
Dengan dihancurkannya politik dalam negeri Suriah, maka pergantian penguasa di Suriah akan mudah diatur oleh barat, serta terpenting mereka dengan mudah menguasai ladang-ladang minyak negara tersebut, seperti yang dilakukan terhadap Irak, Libya, Saudi Arabia, Uni Emirat Arab, Kuwait, dan lainnya. Namun kenyataan berbeda terhadap Suriah menjadi hambatan bagi mereka.