Lihat ke Halaman Asli

R. ANDRY DANOESUBROTO

Antivirus Analyts

Haruskah Kita Telanjang Di Internet

Diperbarui: 25 Juni 2015   08:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kebijakan pada privasi di dunia maya saat ini, sudah sangat jauh berbeda dari waktu-waktu beberapa tahun sebelumnya. Saat ini, perusahaan-perusahaan raksasa dan berpengaruh di industri internet beramai-ramai mengubah kebijakan mereka mengenai identitas pengguna.

1 Maret lalu,  Google menetapkan pemberlakukan mengenai identitas para penggunanya. Mereka akan mengumpulkan hal-hal apapun menyangkut kita para pengguna dalam mengakses situs mereka. Dari jenis koneksi yang kita gunakan, IP Address, jenis komputer yang kita pakai, jam, waktu, tempat dan lainnya.

Bahkan Facebookpun pernah berterus terang, bahwa mereka juga sebenarnya mampu dan sanggup mengetahui apa yang dilakukan oleh pengguna mereka terhadap komputernya, situs-situs apa saja yang sedang kita buka, dan hal-hal pribadi lainnya.

Bukan hanya para produsen raksasa dunia saja yang beramai-ramai melakukan perubahan kebijakan mengenai privasi tersebut, bahkan industri games dan industri software lainnya termasuk Antivirus, juga telah melakukan hal tersebut secara diam-diam.

Mereka "memaksa" kita untuk memberikan data yang benar serta akurat kepada mereka, jika tidak, kita akan ditendang dan diusir. Hal tersebut telah menimbulkan dua pendapat yang sangat bertentangan,yakni mereka yang setuju dengan identitas jelas serta mereka yang tetap menyukai identitas samaran.

Kontroversi muncul akibat dari banyaknya penyalah gunaan identitas para konsumen dan pengguna internet untuk dijadikan lahan bisnis bagi mereka untuk pihak-pihak yang menginginkan data, termasuk para permintaan dari intelejen atau juga pemerintahan.

Data disini, bukan seperti yang kita bayangkan atau seperti data di KTP kita, namun jauh dari itu, data disini adalah selain informasi formal kita juga secara diam-diam mencatat perilaku, kelakuan, kegemaran, situs apa yang sering kita tuju, apa yang kita download, serta hal-hal lain yang tidak akan pernah terduga sebelumnya, bahkan selingkuhan atau pacar gelap kitapun dapat dicantumkan.

Data tersebut dikumpulkan dengan sistematis dan sangat-sangat rapih, bahkan termasuk pula data kapan kita tidak online berserta alasannya. Kemudian, disimpan dengan sangat baik, dan data inilah, kapan diperlukan siap untuk diperjual-belikan dengan siapa saja yang membayar dengan harga yang cocok.

Karena itu, bagi pihak yang sangat-sangat menginginkan privasi dan identitas terjaga, tidak akan pernah menyetujui adanya perubahan regulasi mengenai privasi di dunia maya. Nantinya tidak akan ada lagi nama alias atau AKA, atau nama samaran, atau juga nama-nama sesuka kita, walaupun kita memiliki banyak akun di media sosial dan email dengan berbagai nama samaran, namun akan tetap diketuhui dan tertuliskan dengan satu identitas.

Jika sudah begitu, bersiaplah kita akan ditelanjangi walaupun kita menggunakan pakaian lengkap. Tidak ada tempat dimana kita akan bersembunyi, sekali kita terkoneksi kedalam jaringan global yang bernama internet, kita tidak dapat menghindar. Contoh terakhir adalah ditangkapnya kelompok Hackers "Anonymous" yang dikenal sangat-sangat ketat menjaga privasi dan rahasia anggotanya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline