Lihat ke Halaman Asli

R. ANDRY DANOESUBROTO

Antivirus Analyts

Langit Hitam Menyelimuti Turki, Eropa dan Dunia...(Kisah Kehidupan Drakula)

Diperbarui: 26 Juni 2015   14:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Drakula kecil, bersekolah di Turki pada jaman Turki diperintah oleh Sultan Muhammad II (Sultan Mehmed II), Sultan Muhammad II ini dikenal luas dengan sebutan Ottoman. Tujuannya Drakula kecil ke Turki, guna mengeyam pendidikan umum dan kemiliteran, sebagaimana para kaum bangsawan dikebanyakan, mengirimkan beberapa kader bangsawan beberapa negara-negara lainnya, sebagai tanda persahabatan,meningkatkan pengetahuan ataupun pengakuan kesetiaan pun termasuk Wallachia, yang tunduk dan mengakui Turki, pada waktu itu dikatakan hampir menyatukan seluruh daratan Eropa kedalam wilayahnya, bahkan juga sebagian Asia berada ditangan kekuasaan Turki. Dari kecil, Drakula sangat menyenangi apabila melihat orang mati terbunuh, orang yang dibunuh dan mereka yang sedang meregang nyawa. Setiap saat, Drakula kecil selalu mencuri waktu dan kesempatan hanya untuk menyaksikan hal-hal seperti itu. Sering pergi meninggalkan asrama tanpa memberitahukan kepada siapapun kemana dia pergi, hanya untuk mencari dan melihat para tawanan, ataupun tentara-tentara musuh yang sedang sekarat ataupun meregang nyawa. Bila tidak ada pemandangan berdarah,maka Vlad III kecil akan mencari binatang seperti tikus, kelinci dan lainnya untuk kemudian ditusuk-tusuk hingga mati, dan gembiralah hati Vlad III kecil menyaksikan binatang-binatang tersebut berlumur darah dan meregang nyawa. Vlad Tepes atau Vlad III atau Vlad Drakula, mulai memasuki remaja. Kita mulai dapat melihat bagaimana watak, sifat dan perilaku Vlad Drakula sesungguhnya. Bahkan, dikabarkan, bila Drakula remaja tersebut tidak melihat orang yang dibunuh atau orang yang disiksa hingga mati, Vlad Drakula tidak akan bisa tidur, makan terasa tidak kenyang, gelisah dan serba salah, bahkan sempat tersiar kabar, jika keadaan ini terjadi, dia tidak akan segan-segan untuk menyiksa siapapun yang ada disekitarnya sampai mati. Kesempatan untuk melihat darah dan wajah-wajah yang meringis kesakitan semakin terbuka lebar, saat Vlad Drakula tergabung dalam pasukan tentara Turki. Betapa gembira dan senang hati Vlad Drakula remaja saat itu, setiap selesai berlatih perang ataupun disaat senggang, dia selalu berada pada sisi depan melihat orang-orang dipenggal, digantung dan disiksa. Bahkan sesekali ikut dalam pertempuran, dimedan perang Vlad Drakula Remaja tampil begitu ganas,tangguh dalam membunuh serta membantai musuh-musuh Turki. Hal ini menarik perhatian Sultan Muhammad II, hingga akhirnya Drakula dijadikan salah satu panglima atau mungkin lebih tepat pemimpin salah satu pasukan. Peperangan sudah mulai berkecambuk dihampir seluruh wilayah, pemberontakan, penyerbuan, dan perubutan kekuasaan berlangsung hampir disetiap wilayah daratan Eropa, Asia dan lainnya, tak terkecuali tanah kelahiran Vlad Dracula, Wallachia. Penulis tidak mengetahui, apakah ini masih ada hubungannya dengan apa yang disebut dengan Perang Salib atau bukan, namun, saat ini kita hanya akan membicarakan tentang kehidupan Vlad Drakula saja. Suatu ketika terrdengar kabar hingga ke Turki bahwa Ayahnya Vlad II dan kakaknya tewas dalam pertempuran melawan Janos Hunyadi yang juga musuh keluarga mereka. Vlad II, Ayah Drakula, dahulu meminta bantuan Sultan Muhammad II dalam merebut Wallachia dari tangan Janos Hunyadi. Dan Kini, Wallachia kembali dapat direbut musuh mereka. Lalu sebagai bentuk rasa kekeluargaan dan juga memang, itu adalah wilayah Turki, Sultan Muhammad II, mengirimkan pasukan untuk merebut kembali Wallachia. Tugas ini, dipimpin langsung oleh Vlad Drakula, sebagaimana yang diperintahkan oleh Sultan. Dalam beberapa versi, ada yang menyebut, Vlad Drakula sendiri yang meminta kepada Sultan agar dirinya diserahkan tugas untuk membalas kematian ayahnya, walau sebenarnya Sultan Muhammad II tidak tertarik untuk memberikan tugas tersebut kepada Vlad Drakula, namun justru kepada sang Adik Radu, yang memang juga dikirim bersama Drakula oleh Ayah mereka untuk bersekolah di Turki. Pertempuran berlangsung dengan sengit, dan akhirnya dimenangkan oleh Turki yang dipimpin Drakula. Setelah berhasil menduduki benteng Wallachia, sebagian besar prajurit Turki pulang kembali ke Turki, dan sisanya tetap berada di Wallachia mengikuti panglima mereka Drakula. Namun, apa yang terjadi kemudian adalah diluar dugaan Sultan Muhammad II. Vlad Drakula sang panglima terpilih itu, berkhianat, Drakula memproklamirkan pemisahan diri dengan Turki. Bukan itu saja, sebagai rasa permusuhan dan kebencian kepada Turki, Drakula membunuh semua prajurit Turki yang tersisa di Wallachia. Pembunuhan dilakukan dengan cara yang sangat keji,setelah disekap dalam ruang bawah tanah yang sempit dan pengap berhari-hari tanpa diberi makan dan minum, para prajurit ditelanjangi, kemudian dibawa kelapangan pinggir kota,lalu satu persatu mereka di sula. Dalam banyak kamus dan analis sejarah, tehnik sula inilah yang merupakan cara yang paling disukai Drakula. Disula adalah ditusuk dengan menggunakan kayu yang runcing, tempat penusukan adalah bila pria dari dubur hingga tembus keleher,mulut ataupun pundak, bila wanita dari vaginanya hingga tembus juga ke bagian mulut, leher ataupun pundak. ................bersambung..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline