Baru-baru ini kita dikejutkan oleh sebuah organisasi militan timur tengah yang menamakan diri mereka dengan Daulah Islam Irak Dan Syam atau Daulah al Islamiyah Fil Iraq Wa Asy Syam atau Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) atau Islamic state of Iraq and the Levant (ISIL) dan sekarang resmi bernama Islamic State.
Mereka bergerak dengan kecepatan yang luar biasa, menguasai kota-kota besar Irak seperti Mosul, Tikrit dan hampir menyeluruh menguasai perbatasan Irak-Suriah.
Bahkan saat ini mereka juga telah mendeklarasikan sebuah ke Khalifahan di wilayah yang mereka kuasai. Sedang Khalifah yang mereka tunjuk adalah seorang ulama keturunan suku Qurais bernama Syeh Abu Bakr Al-Baghdadi.
Lalu siapa dan apakah ISIS itu.? Ada banyak versi yang berkembang mengenai keberadaan ISIS. Dalam versi pertama,mengatakan bahwa organisasi ini adalah sebagai kekuatan militer dan politik, guna menyempurnakan organisasi militan yang sudah ada sebelumnya.
Organisasi militan yang ada diberbagai wilayah khususnya di timur tengah dianggap tidak mempunyai kekuatan politik, hanya bertumpu kepada kekuatan militer semata, sehingga dianggap tidak mempunyai arah yang jelas ketika suatu tujuan telah tercapai.
Masih dalam versi pertama mengenai ISIS, ISIS terbentuk dalam neraka peperangan di Suriah. Dimana disana terdapat begitu banyak organisasi militan namun antara satu dengan yang lainnya cenderung berbeda ideologi, bahkan nyaris bermusuhan, walaupun mereka berperang dalam tujuan menggulingkan Bashar Assad.
Dari dalam neraka perang Suriah inilah, para mujahidin-mujahidin yang merasa perjuangan mereka tidak pernah menemukan titik utamanya, yang merasa dibuang dan dilecehkan antar organisasi, tercetus ide dan pemikiran membentuk suatu kekuatan dimana mempersatukan seluruh kekuatan-kekuatan yang ada guna membuat sebuahnegara islam di dunia.
Urgensi tentang pembentukan ISIS ini sebagaimana penulis kutip dari Refleksi Jihad Aceh, dalam pernyataan Hazim al-Madani dalam terjemahan bebas ke dalam bahasa Indonesia dan telah penulis edit, menuliskan bahwa ; kita asik dengan pertarungan militer, namun kita lalai memikirkan politik sebab kita tak sepenuh hati, sebab kita masih memandang politik itu najis..
Versi kedua mengenai ISIS adalah,terbentuknya wadah para militan sunni ini berdasarkan atas terpecahnya Al-Qaeda. Akar dari gerakan ini adalah kesemrawutan di Irak, setelah habisnya rezim Saddam Husein, dan Irak menjadi negara kacau.
Terbentuknya ISIS tidak jauh setelah tewasnya Syeh Zarqawi, sekitar tahun 2010 dan setelah itu kelompoknya mengganti nama menjadi ISI atau Islamic State of Iraq dengan tujuan utama adalah menasionalisasikan kelompok ini di Irak.
Pada tahun 2012, ISI memperluas wilayah operasi mereka, dengan melebarkan gerakan militansi mereka kedalam kancah politik di Suriah. Sedang di Suriah sendiri, telah ada organisasi besar yang memang bergerak dalam operasi militer, yakni Front Nusra yang juga merupakan perpanjangan Al-Qaeda.