Lihat ke Halaman Asli

Andre Satria

Pejuang Bidang Sosial - Penggemar Sepakbola Arsenal FC - Garuda di Dadaku

Toko Pizza, Usaha Pizza Rumahan yang Tetap Moncer di Tengah Pandemi

Diperbarui: 27 Agustus 2020   19:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gege dan Jonathan, Para Pendiri Usaha Toko Pizza (Sumber: Instagram Toko Pizza)

Gemara Shatwika atau yang dipanggil Gege tidak akan menyangka jika kebiasaan membuat pizza Italia ala rumahan sejak ia sekolah dasar di Amerika Serikat akan menjadi modal untuk usaha yang mendatangan keuntungan saat ia dewasa dan kembali ke Indonesia. 

Sang ibu pada waktu itu padahal hanya mengajarinya cara-cara dasar membuat pizza supaya Gege kecil bisa mandiri membuat pizza. Kegemarannya menyantap pizza yang menghantarkan Gege seringkali membuat pizza dan berani berkreasi dengan aneka rasa.  

Cita-citanya juga tidak pernah menjadi pengusaha. Dalam benaknya, ia hanya ingin menjadi industrial designer.

Inilah mengapa ia memberanikan diri untuk pergi dari Jakarta agar dapat menimba ilmu di Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Teknologi Bandung (ITB). Selepas kuliah, karir pertama menjadikannya sebagai pegawai negeri di sebuah kementerian.

Selama bekerja, Gege masih sering membuat pizza sebatas sebagai salah satu menu makanan sehari-harinya. Sebuah kunjungan kawan lama Gege ke rumah yang bernama Adit yang menjadi pembuka jalan untuk keduanya menjalani dunia yang jauh berbeda daripada pekerjaan yang sudah ditekuni. 

Kala itu, Adit tak menyangka pizza yang disugguhkan ternyata pizza buatan tuan rumah. Adit melihat pizza buatan Gege sangat berpotensi menghasilkan keuntungan atau diartikan waktu itu menambah uang jajan kedua teman dekat ini.

Keduanya sepakat untuk melangkah lebih lanjut dengan target awal memastikan terlebih dahulu pizza yang mereka tawarkan rasanya dapat diterima oleh orang banyak dan mendapatkan kisaran harga yang dapat diterima pelanggan dari rasa yang ditawarkan. Caranya adalah melakukan banyak uji coba. 

Mulai dari melakukan berbagai Focus Group Discussion (FGD) dengan teman-teman dekat yang sekaligus melakukan uji coba rasa pizza hingga memberanikan diri berjualan produk pizza ke acara-acara skala kecil yang diadakan teman-teman. 

Segala cara uji coba dinilai sukses dengan indikator keberhasilan antara lain penilaian sangat positif yang datang tidak hanya dari teman-teman dekat, tetapi juga dari orang-orang yang tidak pernah mereka kenal sebelumnya.

Keduanya menjadi percaya diri dan bermimpi lebih besar daripada hanya menambah uang jajan. Namun, Gege dan Adit menyadari untuk bertahan di rimba dunia usaha, mereka perlu menambah satu orang lagi dalam tim yang dapat memperkuat mereka dari sisi bisnis dan keuangan agar usahanya tidak seumur jagung. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline