Pada awal abad ke-20, semangat nasionalisme merebak di seluruh nusantara Indonesia. Gerakan nasional ini tidak hanya menciptakan identitas nasional, tetapi juga memberikan nilai-nilai yang menjadi pilar utama kebangkitan bangsa. Dua momen bersejarah, yaitu Kebangkitan Nasional dan Sumpah Pemuda, menjadi tonggak penting dalam membentuk jati diri bangsa Indonesia yang bersatu. Artikel ini akan mengulas lahirnya nasionalisme pada masa pergerakan nasional, hakikat nasionalisme, serta bagaimana nilai-nilai ini memengaruhi kehidupan kebangsaan di Indonesia pada masa kini.
Masa pergerakan nasional menjadi tonggak awal munculnya semangat kebangsaan di Indonesia. Pelopor seperti Soekarno, Hatta, dan tokoh-tokoh pergerakan nasional lainnya menjadi katalisator bagi kesadaran kolektif masyarakat terhadap pentingnya persatuan dan kemerdekaan. Di tengah penjajahan, muncul semangat perlawanan yang kemudian merumuskan kebangkitan nasional sebagai landasan bagi pembentukan bangsa Indonesia.
Hakikat nasionalisme melibatkan rasa cinta tanah air, kebanggaan akan budaya, dan kesadaran akan keberagaman sebagai kekuatan bersama. Nasionalisme menjadi pemersatu dalam keberagaman etnis, agama, dan budaya di Indonesia. Dalam hal ini, nasionalisme bukanlah sekadar semangat patriotisme, tetapi juga identifikasi bersama sebagai bangsa yang memiliki kekayaan keragaman.
Perjuangan melawan penjajahan tidak hanya memunculkan semangat nasionalisme, tetapi juga mendorong terbentuknya persatuan dan kesatuan. Sumpah Pemuda pada tahun 1928 menjadi manifestasi nyata dari tekad untuk bersatu, berbahasa Indonesia, dan bercita-cita satu bangsa: Indonesia. Inilah dasar bagi pembentukan negara Indonesia yang merdeka dan berdaulat.
Namun, di era globalisasi ini, pelajar dihadapkan pada tantangan untuk tetap mempertahankan nilai-nilai nasionalisme. Pengaruh budaya asing, teknologi, dan informasi dapat menjadi ancaman terhadap kelestarian nilai-nilai kebangsaan. Tantangan ini menuntut pendidikan yang mendalam tentang sejarah bangsa dan nilai-nilai luhur yang menjadi dasar kebangkitan nasional.
Menghargai nilai-nilai nasionalisme dan rasa persatuan/kesatuan nasional bukan hanya tanggung jawab pelajar, tetapi suatu keharusan. Artinya, apresiasi terhadap sejarah dan identitas bangsa harus ditanamkan sejak dini. Hal ini penting agar generasi muda dapat menjadi agen perubahan yang mempertahankan keutuhan bangsa di tengah dinamika global.
Pelajar memiliki peran penting dalam menjaga dan mengembangkan semangat nasionalisme. Melalui kegiatan ekstrakurikuler, pengenalan seni dan budaya lokal, serta partisipasi dalam kegiatan sosial, pelajar dapat aktif memperkuat rasa persatuan dan kesatuan di tingkat lokal maupun nasional.
Sebagai generasi penerus bangsa, pelajar perlu diberikan ajaran yang kuat mengenai nilai-nilai nasionalisme. Pendidikan sejarah yang komprehensif, pembelajaran nilai-nilai kebangsaan, dan pembiasaan dalam berpartisipasi aktif dalam kegiatan sosial menjadi langkah-langkah kunci. Semua ini bertujuan agar pelajar tidak hanya mengenal sejarah, tetapi juga memiliki kesadaran tinggi akan tanggung jawab sebagai warga negara.
Dalam era modern ini, keberhasilan sebuah bangsa tidak hanya diukur dari kemajuan ekonomi dan teknologi, tetapi juga dari keberlanjutan nilai-nilai kebangsaan. Dengan memahami dan menghargai nilai-nilai Kebangkitan Nasional dan Sumpah Pemuda, Indonesia dapat melangkah maju sebagai bangsa yang kuat, bersatu, dan berdaulat. Oleh karena itu, mengupayakan pendidikan yang menciptakan pemuda yang mencintai tanah air, bangga akan identitasnya, dan memiliki rasa persatuan adalah investasi terbaik bagi masa depan Indonesia yang lebih baik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H