Lihat ke Halaman Asli

Kembali

Diperbarui: 13 Maret 2021   21:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Setelah semua yang terjadi perlahan dunia seakan terhenti sejenak , pikirku,bertanya , apa yang terjadi, kenapa semua menjadi diam ? , Dalam satu sudut ruangan yang pada dinding nya bertuliskan semua kembali ke awal , pikirku kembali bertanya, dimana semua kenangan itu , dimana semua bayangan yang tak dapat di gambarkan itu , apakah semua telah musnah dan tak akan kembali lagi? Bagaimana semua hal dapat berubah dengan cepat sedangkan aku belum juga bergerak ? mata ku pejamkan , berharap semua akan kembali ke sedia kala , rasa yang ada , wujud yang rupa , suasana yang hangat , serta semua suka yang tak berbatas dengan arah , dan perlahan mata ku buka kembali , seketika semua terasa dekat , bahkan lebih dekat dari pena dan kertas yang merekat , tinta yang melekat di atas sebuah lembaran putih yang tertata dengan rapih dan indahnya , di dalam lembaran tersebut tertulis namamu ,yah namamu , yang bagiku sebagai penutup dalam kisah yang begitu panjang dan rumit, sebagai awal untuk memulai kisah yang baru . Hanya satu yang tak ku harapkan , merasakan luka dalam derita menjadi sebuah kisah , kisah yang tak akan ku ulangi kembali .

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline