Lihat ke Halaman Asli

Puisi | Arah

Diperbarui: 10 Desember 2020   11:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Tampak layung dalam bingkai angkasa
Bersyukur karna diberikannya warna
Hanya Dia sang pencipta semesta.
Merasa bahwa hidup tidak hanya soal kata tapi jauh dari pada itu

Nuansa rasa yang tercipta di berbagai ruang semesta
Menyisakan secerca harapan di penghujung aksara
Walau bagaimanapun, mereka tak pandai menjaga
Hanya sumpah serapah yang hanya akan binasa di telan ke dalam samudera

Satu persatu mulai berdatangan
Walau datang hanya untuk pergi dan tak kembali lagi
Bisa-bisanya sebejat itu meninggalkan luka
Tanpa memberikan penawar duka
Setidak-tidaknya masih bersua walau semua tak lagi sama

Merajut asa di sisa jiwa yang tak sempurna
Tapi tetap bergema walau tidak terdengar
Hanya bisa menahan tawa menanti datangnya masalah
Tetap jadi manusia yang sesungguhnya , semestinya , bukan semau semuanya.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline