Lihat ke Halaman Asli

Tanahku Negeriku

Diperbarui: 24 September 2020   08:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Dari benih sampai buah ,
mengais untuk menghidupi
Tanpa beralas mereka tetap bekerja
Walau upah tak seberapa

Di lindungi caping dari teriknya mentari
Memikul cangkul untuk menggali
Ikhlas tanpa pamrih
Agar perut terisi

Lalu , kalian datang dengan kemeja berdasi , dompet terisi , tapi tak juga berarti
Hanya bisa merusaki tanpa mau memperbaiki
Kau habisi semua tanpa tersisih
Tanah terkikis oleh mereka yang tak punya hati
Untuk gedung yang menjulang tinggi

Sungguh ironi tanah negeriku
Di kuasai oligarki-oligarki yang tak kunjung henti mendiskriminasi
Tanpa pernah memikirkan nasib para pencari rejeki di tanah pertiwi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline