Hahaha.. hahaha.. ya aku tertawa sambil menyeringai mendengar nama gang Akur, mengapa? banyak cerita yang membuat aku tertawa sekaligus heran akan asal usul siapa yang memberi nama gang tersebut dengan nama AKUR. Lawan kata akur adalah keributan/tidak harmonis. Sudah sejak kurang lebih tiga puluh tiga tahun aku tinggal di depan akses masuk gang Akur, sedari kecil gang Akur adalah tempat dimana aku bermain bersama teman-temanku banyak cerita baik yang lucu, sedih dan membuatku tertawa jika mengingatnya, gang kecil dan panjang yang hanya bisa dilewati satu motor dan satu orang bersamaan, dengan rumah yang berdekatan, ada rumah yang besar, ada yang kecil dan banyak pula kontrakan petak-petak, yang diawal masuk gang tersebut banyak kotoran kucing yang berserakan dengan jalanan yang agak rusak dan terbengkalai, gang ini pun merupakan akses yang menghubungkan antar dua kelurahan, bisa dibilang lalu lintas orang lewat cukup padat dan sering.
Lalu apa yang membuat aku tertawa menyeringai? ya gang Akur yang tak Akur, ada saja pertikaian, pertengkaran dan keributan yang setiap hari berganti antar satu keluarga dengan satu keluarga yang lainnya, dari pertengkaran anak dengan anak sampai merembet menjadi pertengkaran anatar orangtua, dari masalah kecil dan sepele sampai menjadi masalah besar yang melibatkan pihak berwajib.
dari sejak kecil aku banyak mendapatkan teman dan mengenal teman-temanku yang sampai saat ini pun masih terus berhubungan, aku pun sering terlibat dan terbawa dalam pertikaian dan pertengkaran, namun tak pernah sekalipun aku putus silahturahmi kepada siapapun yang bermasalah denganku dan bersyukur akan setiap permasalahan yang terjadi dari peristiwa tersebut karena malah menjadikanku lebih dewasa.
Yang membuatku terheran-heran adalah entah suatu kebetulan atau apapun itu, mengapa setiap nama tempat/jalan biasanya bertentangan dengan arti dan maknanya, seperti gang Akur namun warganya tidak pernah akur. ada juga nama gang Sepakat namun tidak semua warga di tempat tersebut yang sepakat dan masih banyak hal lainnya. apakah kalian juga merasakan hal yang sama sepertiku? atau bahkan mengalaminya sendiri?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H