Lihat ke Halaman Asli

Ketika Profesor Menjadi Tupai dalam Dunia Akademik

Diperbarui: 17 Agustus 2024   18:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Kasus skandal yang melibatkan gelar profesor sedang marak beredar di Indonesia. Peristiwa ini membuat tercorengnya gelar Profesor di Indonesia. Profesor seharusnya memiliki gambaran terdidik dan dicontoh oleh mahasiswa. Akan tetapi perbuatan beberapa oknum profesor ini malah membuat nama baik gelar Profesor tercoreng dan semakin lama wibawa dari seorang bergelar Profesor menjadi menurun menyebabkan banyak orang akan menganggap rendah gelar ini.

Dilansir menurut Kompas, terdapat kasus 2 Profesor Guru Besar, rektor UNS yang dituding tutupi kasus korupsi 67 Miliar. Nadiem Makarim, menteri pendidikan melakukan pencopotan gelar pada kedua rektor UNS karena melakukan penyalahgunaan kewenangan dan melanggar PP Nomor 94 Tahun 2021. Akan tetapi salah seorang tersangka membantah dugaan penutupan kasus korupsi yang dituduhkan kepada beliau. Beliau juga menduga pencopotan gelarnya merupakan buntut dari keberaniannya melaporkan dugaan korupsi Rp 57 miliar di UNS.

Mengutip laporan dari IDN Times, Profesor Unas diduga plagiarisme dengan mencatut nama dosen UMT tanpa izin. Sejumlah staf UMT marah karena namanya digunakan di makalah tanpa izin.Mengutip laporan dari Retraction Watch.com, pada awal tahun, sejumlah dosen di UMT mendapat laporan bahwa nama mereka muncul di daftar nama penulis makalah Kumba. Namun, tidak ada dosen UMT yang pernah menjalin kerja sama ataupun dikontak oleh si penulis. Sejauh ini, menurut Kumba, proses kasus ini sudah selesai dan kedua pihak sudah berdamai. Namun, hal tersebut sekali lagi mencoreng gelar Profesor yang seharusnya memiliki integritas dengan kewenangannya.

Tikus adalah binatang yang gemar mencuri dari manusia. Mereka mengambil makanan - makanan yang menurut mereka bisa dimakan dan kabur menghilang tanpa diketahui oleh pemilik makanan. Mereka sangat menggambarkan maling yang suka masuk ke rumah dan mengambil barang seseorang. Tetapi berbeda dengan profesor korup, mereka lebih mirip dengan tupai. Banyak orang berpikir bahwa tupai adalah hewan yang lucu dan tidak berbahaya. Sama seperti Profesor yang dianggap sebagai makhluk yang tidak berbahaya dan justru memperlihatkan image yang bagus. Akan tetapi tupai juga dikenal sebagai hewan yang suka mencuri. Dibalik muka baik dan tidak berbahaya, tupai malah suka untuk mencuri. Sama seperti oknum profesor yang terlihat baik dan disegani malah melakukan kegiatan korupsi dengan kewenangan yang ia punya.

Dalam menghadapi skandal yang melibatkan para profesor, masyarakat dan institusi pendidikan harus lebih kritis dan tegas dalam menegakkan standar etika serta integritas akademik. Gelar profesor bukan sekadar tanda prestasi, tetapi juga simbol tanggung jawab moral yang harus dijaga. Skandal-skandal ini tidak hanya merusak reputasi individu yang terlibat, tetapi juga mencoreng citra dunia pendidikan secara keseluruhan. Oleh karena itu, penegakan hukum yang adil dan upaya pemulihan kepercayaan publik menjadi sangat penting untuk menjaga wibawa dan martabat gelar profesor di Indonesia




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline