Bagaimana anak muda Indonesia bisa bersemangat dan bernyali seperti Para Pemuda saat meluncurkan Sumpah Pemuda 1928? Mungkin itu cuma euforia sesaat, ikut upacara, membaca teks Sumpah Pemuda, dan saling bersalaman untuk menunjukkan kita bersatu, walau beda agama, beda kasta, beda suku, beda penghasilan. hhmmm
Kemarin, sekitar 1700 pemuda (dan ada juga belasan perempuan) selama 24 jam lebih, dari tanggal 24-25 Oktober 2015, serentak di 28 kota Indonesia dan satu kota di Australia, Sydney menyatakan semangatnya membela Indonesia, lewat membuat aplikasi programmer, alias koding komputer.
Ke-1700 pemuda itu membuat sekitar 600 applikasi atau website komputer untuk membangun Indonesia. Tiga topik favorit yang dibuat adalah : membuat applikasi mengatasi asap, aplikasi memikirkan kacaunya data kependudukan di Indonesia, dan aplikasi untuk pendidikan.
Tim MercySmart Homeschooling juga berpartisipasi dengan pilihan dari Kota Bogor (kali ini kota Jakarta abstain). Dengan membuat dua koding berbasis website, yakni CekBPJS Korban Asap dan Teladan. Dengan membawa 2 tim, yakni Christie dan Mercy bergabung di Tim MercySmart 1 dan Tim Andre (peserta termuda 11 tahun) bersama Mas Dwi, membuat website Teladan yang merupakan cikal bakal webiste Wikipedia, yang kelak dinamakan Geniuspedia.
Teladan
Sedangkan Teladan menggagas ide untuk menjadi wadah mengumpulkan data anak-anak Indonesia yang berpotensi di berbagai bidang, khususnya STEM (Sains, Teknologi, Engineering, Mathematics) kemudian anak Indonesia yang berprestasi di bidang Olahraga, Seni, Budaya, Penulisan, dan tentu bidang Programmer Komputer.
Untuk mengumpulkan data dari anak-anak potensi terbaik, dibuuthkan partisipasi masyarakat. Baik dari sekolah dari Kemdikbud, dari orangtua anak atau dari sang anak berprestasi itu sendiri. Mereka boleh meng-upload prestasinya. Bukan untuk pamer belaka atau kesombongan, melainkan menjadi batu loncatan untuk prestasi berikutnya. Karena itu di prototipe Teladan.com disediakan juga partisipasi dari lembaga pemberi beasiswa baik dari dalam maupun luar negeri.
Pemenang Hackathon dari Bogor
Setelah bergadang lebih dari 24 jam di Digital Lounge Telkom di Jl Pajajaran Bogor yang cozy dan penuh konsumsi (hehe), akhirnya semua peserta diwajibkan untuk memaparkan hasil karyanya. Menurut Tim penilai, hampir semua karya adalah ide yang menunjukkan semangat anak muda untuk membangung bangsa Indonesia.
Semangat untuk mengatasi masalah masyarakat, misalnya CekBPJS Korban Asap yang menyoroti kesulitan para korban asap terutama di Palangkaraya Kalimantan Tengah karena ternyata BPJS mengeluarkan edaran ke rumah sakit, bahwa penyakit pernafasan akibat asap, tidak menjadi tanggungan BPJS. Padahal semestinya, mengutip pendapat Menkes, peserta BPJS yang terkena penyakit akibat asap, wajib ditanggung BPJS.
Di kota Bogor, tempat Tim MercySmart ber-hackathon, terpilih 2 aplikai juara, yakni Tim Aji Makaroni Panggang yang mempresentasikan aplikasi Melawan Asap 2.0 dan aplikasi Tim Cuplis yang membuat aplikasi untuk mendata para penipu online dan offline, dengan nama Kenali Mereka.