Lihat ke Halaman Asli

Earth Hour, Satu Jam Saja?

Diperbarui: 25 Juni 2015   07:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13333374861117673573

Ini Aksiku! Mana Aksimu? Mengingatkan saya pada tagline sebuah iklan mie instan. Tapi ini adalah motto Earth Hour 2012 di Indonesia. Aksi memadamkan lampu selama satu jam, jatuh pada hari Sabtu, 31 Maret 2012 dari jam 20.30 – 21.30 WIB. Kebetulan tahun ini saya ikut sebagai volunteer. Maka setelah ber-aksi, ijinkan saya berbagi cerita.

Di Yogyakarta, beberapa landmark terkenal seperti Kraton, Tugu Jogja, dan Prambanan dipadamkan lampunya. Saya dan teman-teman bertugas di kilometer nol, perempatan sibuk di ujung jalan Malioboro. Beberapa menit sebelum lampu taman dimatikan, kami menyalakan lilin yang sudah dibentuk dalam formasi 60+.

Dengan latar belakang Bank Indonesia yang tidak dimatikan, formasi lilin yang kami nyalakan di malam minggu ini berkesan romantis sekaligus kontras. Mengapa gedung BI tidak sekalian dimatikan? Tapi kemudian justru muncul pertanyaan yang lebih mendasar, untuk apa kami menyalakan lilin?

Mematikan lampu bertujuan untuk berhemat. Berapa harga lilin yang kami beli justru untuk dinyalakan dalam aksi ini? Berapa emisi karbon yang kami lepaskan untuk melakukan seremoni Earth Hour ini? Apakah ini bentuk penghematan atau justru pemakluman atas nama selebrasi.

Rangkaian acara Earth Hour di Kraton berakhir tengah malam. Setelah bersepeda sampai ke rumah, saya segera beranjak ke tempat tidur. Hal yang selalu saya lakukan sebelumnya adalah mematikan lampu kamar. Inilah aksiku setiap hari. Semoga Earth Hour menjadi gaya hidup, bukan sekedar gaya-gayaan saja.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline