Setelah berpuluh tahun bangsa Papua mencoba membangun pergerakan untuk mencapai kemerdekaannya, tampaknya masih ada silang pendapat dari para petinggi organisasi yang terlibat dalam pergerakan ini. Adanya kerakusan dan perebutan kekuasaan menjadikan sejumlah organisasi yang mengatasnamakan untuk kemerdekaan Papua Barat.
Seperti yang dialami oleh Komandan Tentara Revolusi West Papua, Mathias Wenda, ia saat ini merasa ditipu oleh bangsa sendiri dan sesama pejuang gerakan kemerdekaan. Menurut Mathius, penipuan ini mecoreng nama bangsa dan pergerakan kemerdekaan.
"Selama ini ULMWP hanya memberikan janji-janji palsu, hal ini menjadikan TWRP tidak lagi percaya kepada ULMWP yang dipimpin oleh Benny Wenda," ujar Gilbert Wenda, salah seorang pejuang kemerdekaan.
Mathias Wenda menyatakan bahwa TWRP akan berdiri sendiri untuk memperjuangkan kemerdekaan bangsa Papua dan tidak akan lagi terikat oleh organisasi apapun termasuk ULMWP.
"Saya sudah bosan ditipu, mereka suruh kita untuk gerilya dari hutan ke hutan, tapi akhirnya tak ada hasilnya untuk kemerdekaan," ujarnya.
Dihari yang sama (30/7), KPNRFPB (Kepolisian Negara Republik Federal Papua Barat) Eliyas Ayakeding dalam konferensi pers KIP (Komite Independen Papua) menyatakan sikapnya kepada Yoab Syaflet yang memproklamirkan diri sebagai Perdana Menteri NRFPB. Menurutnya hal tersebut tidak demokratis dan seharusnya pemilihan PM harus diadakan pada KRP (Kongres Rakyat Papua).
Eliyas juga dengan tegas mengatakan pemerintahan definitif sejatinya telah ada dan direncanakan pada KRP III, ia meminta agar jangan melakukan hal-hal yang setidaknya membuat perpecahan antar bangsa.
Dilain tempat, Benny Wenda menyatakan ia menolak keras untuk mengikut sertakan KNPB, AMP, OPM, TWRP dan TPNPB. Hal itu dikarenakan atas asumsi yang kuat bahwa ULMWP lebih memiliki kekuatan di kancah internasional.
Melihat dari perpecahan internal tersebut, merefleksikan sebuah kata bijak dari Romawi, bahwa Power Tends to Corrupt. Ketika para tokoh yang memklaim dirinya sebagai pembebas untuk Papua Barat. Justru saat ini saling ribut untuk memperebutkan kekuasaan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H