Yesus Kristus adalah sungguh Allah dan Sungguh Manusia, karena itu Ia tahu apa yang manusia rasakan dan apa yang manusia butuhkan. Ia selalu ada bagi kita baik disaat susah maupun disaat kita bergembira. Ia selalu ada bagi kita. Metodologi penulisan yang kami gunakan dalam tulisan ini adalah studi kepustakaan tentang tema-tema yang berkaitan dengan Kristologi dan penelitian kualitatif berdasarkan hasil wawancara degan beberapa narasumber. Adapun tujuan tujuan penulisan ini yaitu agar kita dapat memahami dengan sungguh siapa Yesus Kristus itu bagi manusia di masa kini dan mencoba menemukan pemahaman baru dan segar tentang siapa diri Yesus bagi manusia saat ini. Studi ini sampai pada temuan bahwa Tuhan Yesus memang sunggu-sungguh penyelamat. Dia hadir untuk menyelamatkan umat manusia. Ia tidak mau ada satu pun anak-anaknya yang mengalami kematian kekal, karena itu Ia tidak jemu-jemu memanggil manusia kepada kebenaran.
1. Metode penelitian
Metode penelitian ini menggunakan metode kepustakaan dan metode kualitatif berdasarkan hasil wawancara langsung dengan responden. Dalam metode ini penulis memberikan pertanyaan kepada responden kemudian memberikan kesempatan kepada mereka untuk mengutarakan pendapat mereka mengenai isi dari pertanyaan yang penulis ajukan. Selain itu penulis juga melakukan studi kepustakaan untuk menuntun kepada suatu pengertian yang jelas tentang siapa itu Yesus bagi manusia. terakhir penulis menyimpulkan hasil penelitian yang telah dilakukan untuk mencari termasuk dalam kristologi apa yang lebih dominan dari hasil penelitian ini.
2. Responden
Dalam penelitian kualitatif ini penulis mewawancarai para Postulan Kongregasi Pasionis. dalam wawancara langsung ini penulis mengajukan pertanyaan kepada para narasumber. Sesuai tema yang dibahas dalam karya tulis ini, penulis mengajukan pertanyaan kepada narasumber. Siapakah pribadi Yesus bagi mereka. Di sini penulis menyempitkan siapa sosok Yesus bagi mereka saat ini terutama dalam situasi pandemi Covid-19 seperti sekarang ini.
3.1. Responden I Saudara Andreas
Dalam situasi pandemi saat ini saya merasa bahwa Tuhan Yesus selalu hadir dalam kesulitan yang saya hadapi. Ketika melihat ke depan saya merasa bahwa masa depan terlihat kabur. Ini semua karena situasi Covid-19 seperti saat ini. Di mana belum ada tanda bahwa virus corona ini akan berlalu. Melihat juga sampai saat ini belum ada obat yang bisa digunakan untuk menangkalnya. Saya pribadi merasa bahwa ketidak pastian di masa depan terus mengancam. Saya juga merasa bahwa biara yang saya tinggali saat ini bukanlah benteng yang kokoh bagi tempat berlindung dari serangan virus corona. Lambat laun virus pasti akan menyergap kami, tinggal menunggu waktunya kapan.
Ketika saya merenungkan dan merefleksikan jalan panggilan ini, saya melihat secercah harapan. Kita hadir di biara ini bukanlah karena kebetulan. Kita datang dan tinggal di biara ini karena Tuhan Yesus yang memanggil kita. Dan saya percaya Tuhan Yesus akan menyediakan apa yang terbaik untuk diri saya, meski terkadang keputusan Tuhan tidak selalu berkenan di hati kita. Bagi saya pribadi Yesus adalah Tuhan yang selalu ada bagi saya, entah itu disaat saya sangat membutuhkan Dia ketika saya berada dalam pencobaan, entah saat saya sedang dalam kelimpahan rahmat. Dia selalu ada bagi saya. Dia adala penolong abadi bagi hidup dan panggilan saya.
3.2. Responden II Saudara Guko
Ketika ditanya siapa sosok Tuhan Yesus bagi saya, saya memikirkan awal perjalanan saya menapaki panggilan dalam Kongregasi Pasionis ini. Untuk sampai pada masa postulat ini saya melalui banyak tantangan. Saya pernah tersendat pendidikan saya karena kesehatan saya yang lemah, saya juga mengalami kesulitan ketika mau mengurus segala macam keperluan masuk biara, karena saya tidak lagi memiliki kedua orang tua. Dan bayak lagi tantangan yang tidak bisa saya utarakan semuanya di sini.
Saat disuguhkan pertanyaan, siapa sosok Yesus Kristus bagi saya. Setelah menjalani hidup yang penuh tantangan dan mukjizat, saya merefleksikan Bahwa Tuhan Yesus adalah Orang tua yang selalu memperhatikan saya. Saya menganggap Tuhan Yesus sebagai orang tua yang selalu ada untuk menguatkan saya dalam menjalani hidup yang tidak gampang ini. Situasi Covid seperti saat ini. Saya merasa bahwa Tuhan Yesus selalu hadir dalam diri rekan-rekan sekomunitas dan para pembina di rumah pembinaan ini. Saya merasa selalu ada harapan akan masa depan dan saya percaya bahwa Tuhan Yesus tidak akan membiarkan kit jatuh dalam bahaya. Dan jika pun, nantinya ada sesuatu yang tidak diinginkan terjadi datang melanda, sejauh ini saya percaya itu semua adalah rencana Tuhan. Saya sebagai anak hanya percaya buta bahwa orang tua selalu tahu apa yang terbaik bagi anak-anak-Nya.