Lihat ke Halaman Asli

Andreas Pisin

Biarpun Gunung-Gunung Beranjak Dan Bukit-Bukit Bergoyang Namun Kasih Setia-Ku Tidak Akan Beranjak Daripadamu

Alui dan Bukong

Diperbarui: 22 Desember 2021   15:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: youtube.com

  • Alui sangat ingin minum tuak. Ia minta tuak sama isterinya barang satu gelas, tetapi isterinya tidak mau memberi, alasannya untuk gawai padi. Lalu tuak itu disimpan diatas perapian dan sangat tersembunyi. Alui tidak berani memaksa minta tuak kepada isterinya karena ia takut disembur isterinya. Maklum kalau isterinya marah tidak ubahnya seekor dragon yang menyembur api. Begitu ia mengandaikanisterinya kalau marah.

  • Suatu hari ada warga kampung Kapat yang meninggal, maka diadakanlah upacara bukung untuk mengumpulkan sumbangan dari para penduduk. (Bukung adalah orang yang memakai topeng yang seram dan badan mereka dibaluti dengan kain dan rerumputan. Bila baru pertama kali melihatnya kita akan ketakutan apalagi bila bertemu di tengah jalan, karena rupa mereka sangat mengerikan. Tradisi ini hanya ada dalam budaya Dayak namun tidak semua subsuku Dayak memiliki tradisi ini.) Dalam kelompok bukung itu, Alui masuk anggota menjadi bukung. ‘Kesempatan saya mengerjain isteri saya’ gumamnya dalam hati. Hari itu diadakan lima bukung karena yang meninggal adalah orang penting di kampung itu. Ketika sudah siap mereka pun berangkat. Bukung selalu diikuti oleh beberapa orang sebagai tukang pikul sumbangan yang didapatkan. Bentuk sumbangan biasanya berupa garam, beras, gula, kopi dan kadang-kadang ayam. Jadi membutuhkan banyak tenaga untuk membawa sumbangan itu. 

  • Sementara bukung hanya menari dan beratraksi. Ketika melewati rumahnya sendiri Alui mulai beratraksi di depan rumahnya megikuti irama gendang sambil menari dengan anggun. Tipak..tipung…pung…tipak…tipung…”Hohoho” suaranya menggelegar. Lalu tangannya menjulur. “Minta tuak”. “Tidak ada tuak hanya ada garam di tempat saya”. Kata isterinya. “Minta tuak”. “Tidak ada, saya belum membuat tuak” kata isterinya lagi. Alui tertawa dalam hati, pikirnya isterinya pasti tidak tahu bahwa ia menjadi bukung. Sekali lagi dia minta tuak dan isterinya pun sekali lagi bilang bahwa dia belum membuat tuak. Lalu bukung itu bilang “Kamu jangan membohongi saya, kamu menyimpan tuak beberapa botol di atas perapian kan?”. Tanya bukung. Sontak Isteri Alui pucat pasi.

  •  Ternyata bukung tahu bahwa ia berbohong. “I..i..iya tunggu sebentar, saya ambil dulu”. Lalu ia bergegas masuk ke dapur dan mengambil tuak tadi dan memberikannya kepada bukung. Ia gemetar ketakutan. ‘Mungkin benar ya dalam bukung itu ada hantunya kok dia tahu kalau saya ada tuak, padahal sudah saya sembunyikan di atas perapian dengan rapi’. Gumamnya dalam hati.  Tipak..tipung…pung…tipak…tipung…”Hohoho dapat tuak”. Kata bukung Alui sambil berlalu. Akhirnya ia bisa minum tuak berkat mengerjain isterinya. 



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline