Lihat ke Halaman Asli

Ahok Menohok Hashim Djojohadikusumo dan Prabowo

Diperbarui: 20 Juni 2015   05:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Ahok memang berkarakter dan tidak mau diatur. Tidak peduli oleh apa dan siapa pun, sepenjang menyangkut kebenaran, Ahok akan tetap konsisten. Hal terbaru yang menunjukkan bagaimana Ahok menunjukkan integritas dirinya adalah terkait tuduhan Hashim bahwa Jokowi menerima dana kampanye sebesar Rp. 52,5M . Jumlah yang sangat fantastis tentunya. Selain itu, Hashim juga mengatakan bahwa Jokowi telah membohongi dirinya selama 1,5 tahun ini

Harap kita ingat, ketika Jokowi maju jadi cagub DKI, ada Basuki Tjahja Purnama aliasAhok bersamanya. Ketika itu, Prabowo begitu gencar berkampanye di televisi hanya menapilkan sosok Jokowi dan Ahok secara pasif, tidak berbicara layaknya orang yang diiklankan. Oleh karena itu, Ahok menduga untuk itulah dana yang disebut Hashim tersebut. "Jadi ada iklan Pak Prabowo, terus Pak Jokowi sekelibat lewat. Makanya Pak Jokowi tidak merasa itu bantu dia. Pak Jokowi malah minta stop. Dia tidak mau ada iklan di TV," katanya.

Ahok membantah keras bahwa mereka, Jokowi dan dirinya, pernah menerima dana sebesar Rp. 52.5M tersebut, apalagi disebut membantu mereka dalam kontestasi pilgub tersebut. "Itu kan cuma iklannya Pak Prabowo yang ada gambar pasar, terus ada saya dan Pak Jokowi. Makanya Jokowi tidak mengakui dia menghabiskan dana karena menurutnya itu kan iklannya Prabowo. Saya sih ngomong apa adanya.
Tapi ya saya tidak tahu juga kalau dari Pak Hashim. Bisa jadi kan dia beriklan di TV supaya Jokowi-Ahok terpilih. Persepsinya beda lagi. Jadi susah memang kalau mau mempertemukan dua pihak yang sudah bersaing begitu," ujarnya (kompas.com).

Dari pernyataan itu, Ahok tidak hanya membantah tuduhan Hashim tersebut, tetapi sekaligus menohok dan mempermalukan Prabowo Subianto yang gencar mengiklankan dirinya dengan menunggangi pilgub DKI. Atas ulahnya tersebut, Megawati pun angkat bicara mengatakan bahwa ada penumpang gelap, yang merupakan awal perpepacahan antara PDI-P dengan Gerindra.

Kualitas Ahok terlihat jelas di sini. Ahok tidak mau tunduk kepada mereka yang mau memanfaatkannya, yang menggunakannya hanya sebagai bidak dalam percaturan politik, sekali pun dia harus menentang atasannya sendiri di partai pengusungnya.

Sebenarnya, kalau mau jujur, sebenarnya Gerindralah yang butuh Ahok, bukan Ahok butuh Gerindra. With or without Gerindra, Ahok akan tetap merupakan sosok yang hebar. Lagi pula, Ahok bukanlah kader binaan Gerindra. Oleh karena itu, tepatlah sikap Ahok dalam menyikapi Hashim dan partai pengusungnya. Dia tetap membela gubernurnya dan sekaligus menohok dewan pembina dan wakil dewan pembina partainya yang mencoba memanfaatkannya.

Sikap Ahok itu jelas merupakan sinyal bahwa dirinya tidak bisa disitir seperti yang lain. Ahok tidak takut kehilangan jabatan jika itu memang harus terjadi. Bahkan, dalam banyak kesempatan Ahok mengatakan bahwa dirinya tidak takut bahkan untuk mati jika memang harus begitu, seperti pernah ditunjukkannya yang berani menghadapi para preman Tanah Abang yang datang ke kantornya. Alih-alih melarikan diri, dia malah meminta pistol dan semua pistol diisi peluru penuh.

Nah, bagaimana Hashim, masihkah menuduh Jokowi dan Ahok yang menghabiskan dana Anda?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline