Lihat ke Halaman Asli

"Ase Ka'e " Kisah Persaudaraan dalam Budaya Manggarai

Diperbarui: 20 Mei 2019   01:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Adegan Kae mengajak Ase merantau dalam teater "Ase Kae"

Perkumpulan Muda-mudi Manggarai Bandung (PM3B) menggelar festival budaya Manggarai, NTT, di Gedung Kesenian Dewi Asri ISBI, Kota Bandung, Sabtu (14/7/2018).

Puncak acara itu adalah gelaran teater "Ase Kae", berkisah betapa kuatnya pertalian saudara antara Ase (artinya adik) dan Kae (kakak). Mereka anak yatim piatu yang memutuskan merantau atas ajakan Kae meskipun Ase berkali-kali menolak. Iming-iming tanah yang lebih luas dan subur serta ternak yang banyak dan gemuk, akhirnya, membuat Ase luluh.

Perjalanan mereka melewati hutan belantara. Binatang liar, jurang, dan sungai yang dalam dan lebar membuat sang adik selalu ingin menyerah dan pulang ke kampung halaman.

Adegan berjalan di atas titian di atas jurang cukup menegangkan bagi keduanya. Ase hampir jatuh saat hampir mencapai ujung titian.

Beruntung, Kae begitu cekatan untuk membantu sang adik lepas dari ancaman maut. Adegan di sungai bisa disebut bagian paling mengaduk-aduk perasaan penonton. Tawa, kesedihan, dan kelegaan begitu cepat berganti.

Penonton sempat dibuat tertawa menyaksikan Ase yang begitu gembira mendapatkan air untuk minum dan membasuh mukanya.

Kesenangan Ase segera berubah menjadi ketakutan ketika Kae mengajaknya berenang menyeberangi sungai besar itu. Ase merengek sambil mengaku tidak bisa berenang sekaligus tidak yakin sang kakak punya kemampuan berenang. Kae melompat lebih dulu disusul adiknya. Di ujung sungai, Ase justru yang menyeret kakaknya yang tak berdaya.

Ase pun sempat menangis sejadi-jadinya mengira sang kakak sudah meninggal akibat tenggelam.

Adegan Ase hampir kehilangan Kae setelah menyeberangi sungai besar dalam teater "Ase Kae" 

Saat mengecek napas sang kakak, Ase justru begitu terkejut sekaligus lega saat mendengar sumpah serapah kakaknya. Sekali lagi, Ase ingin menyerah dan mengajak Kae pulang tapi ia tidak mampu melawan keteguhan dan "nada" paksa sang kakak.

Dalam perjalanan lanjutan, Ase kekelahan dan memilih untuk beristirahat di tengah hutan. Kae meneruskan perjalanan. Supaya keduanya tetap terhubung, Kae membentangkan benang yang kedua ujungnya dipegang Ase dan Kae.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline