Lihat ke Halaman Asli

Andreas Neke

Pegiat media sosial

Manchester United: Amorim, Rashford, dan Garnacho

Diperbarui: 3 Februari 2025   11:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://encrypted-tbn0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcRU8eyPf2diGTJl8NnlCZc8N_RhzOF2VPQgDQ&s

Sejak Ruben Amorim ditunjuk sebagai pelatih Manchester United pada 11 November 2024 dan memulai petualangannya di sana, terdapat dua situasi berbeda yang dialami oleh calon bintang masa depan MU yakni Marcus Rashford dan Alejandro Garnacho.

Keduanya dinilai mengalami penurunan performa oleh sang pelatih sehingga tidak dimainkan dalam laga derby Manchester, dan bahkan lebih buruk dari itu Rashford tidak diikutsertakan dalam tim pada pertandingan tersebut.

Keduanya dinilai tidak serius dalam sesi latihan, dan Rashford bahkan keluar malam pada Jumat sebelum pertandingan derby melawan City. Amorim diduga mendengar kabar tersebut, yang kemudian dibantah oleh kubu Rashford. Pada akhirnya Rashford tidak dimainkan selama 11 pertandingan berturut-turut.

Pada akhirnya menurut berita terbaru yang dilansir dari bola.net (Senin, 03/02/2025) disampaikan bahwa Manchester United dan Aston Villa kabarnya telah mencapai kesepakatan terkait kepindahan Marcus Rashford dengan status pinjaman. Pengumuman resmi bakal dilakukan sebelum jendela transfer musim dingin ditutup.

Garnacho mengalami hal yang berbeda. Walaupun santer dikabarkan untuk dijual, pada akhirnya dia diberi ruang untuk bermain bahkan Amorim menegaskan bahwa Garnacho adalah bagian penting dari MU. Ini dapat terjadi karena keseriusan dan niat baik sang pemain untuk bekerja keras dan mengikuti instruksi pelatih. Dan dalam beberapa pertandingan terakhir benar-benar terlihat peningkatan performa sang pemain.

Tak dipungkiri bahwa MU dalam asuhan Amorim adalah MU yang sedang berbenah. Dengan sepak terjangnya sebagai pelatih muda terbaik di benua Eropa, saya percaya bahwa MU akan mengalami perubahan di masa mendatang selama kepercayaan diberikan secara penuh kepadanya. Peralihan sikap kalem kepada sikap tegas dan bahkan sikap marah karena situasi para pemain MU yang tidak sesuai keinginannya menunjukkan profesionalitasnya sebagai seorang juru taktik.

Sebagai seorang pemimpin kiranya dia telah menunjukkan kapan harus bersikap kalem, kapan harus tegas, dan kapan harus keras. Ini penting untuk memberikan warna berbeda kepada para pemain dalam setiap situasi di mana seharusnya mereka bertindak sesuai dengan tuntutan situasi yang mereka hadapi. Sebagai seorang pelatih dia tahu bagaimana seharusnya bersikap kepada para pemainnya.

Belajar dari Amorim, kiranya penting untuk memiliki sikap tegas dan berani demi kemajuan dan kebaikan tim. Tim adalah prioritas bahkan harus mengorbankan calon pemain besar seperti Rashford dan Garnacho sekalipun. Yang penting adalah kualitas dan mentalitas, tetapi bukan status "kebintangan" seseorang.

Tak dipungkiri bahwa status "bintang" sering membuat orang lupa akan budaya disiplin dan kerja keras. Kenyataan ini membuat orang lupa diri sehingga mengabaikan tim. Dan sikap tegas Amorim ternyata berbuah manis, manakala MU selalu menang ketika Rashford tidak dimainkan.

Saya kira penting untuk kebaikan bersama (tim/lembaga/instansi), perlu mengambil sikap tegas atau bahkan keras kepada orang-orang yang menganggap dirinya "bintang". Biasanya orang-orang ini akan membuat dirinya penting dan mau dihormati. Ujung-ujungnya adalah mereka bertindak semena-mena bahkan mengorbankan kebaikan bersama melalui sikap dan perilaku yang tidak terpuji.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline