Salah satu keunikan masyarakat Ngada (Bajawa, Flores, Nusa Tenggara Timur) yang menjadi ciri khasnya adalah pesta Reba. Pesta ini merupakan pesta terbesar, yang biasanya berlangsung antara bulan Desember sampai Maret. Berdasarkan perhitungan bulan oleh masing-masing wilayah hukum adat yang meliputi wilayah hukum adat Mangulewa, Jerebu'u, Ngada Bawa, Wogo, Gisi, Wolokuru, Doka, Aimere, dan Naru. Masing-masing hukum adat akan merayakannya secara terpisah menurut perhitungan bulan dan kebiasaan masing-masing.
Biasanya tiap-tiap hukum adat memiliki kekhasan tersendiri dalam merayakannya. Namun demikian, secara garis besar terdapat kesamaan yang terkandung di dalamnya.
Kesamaan tersebut antara lain bahwa pesta Reba merupakan ungkapan syukur kepada Tuhan dan leluhur, perwujudan persatuan dan perdamaian, penghormatan terhadap alam, napak tilas dan estafet pewarisan kebudayaan. Juga merupakan pesta seni melalui pesta tandak, yang di dalamnya masing-masing orang dapat menunjukkan suaranya yang menawan melalui perumpamaan dan kritik dalam syair-syair yang dinyanyikan.
Tanpa mengabaikan makna lainnya, fokus tulisan ini adalah pesta Reba sebagai perwujudan kesatuan dan persaudaraan (unitas), mengingat dewasa ini konflik dan kekerasan kerap terjadi dalam masyarakat yang terkenal ramah dan cinta damai ini.
Pesta Reba merupakan perayaan persatuan. Ini akan tampak jelas dalam mana masing-masing anggota keluarga yang berada dalam satu rumah adat (sa'o pu'u) akan berkumpul dan merayakan kesatuan mereka. Sedapat mungkin semua anggota keluarga diaspora berupaya pulang untuk merayakannya dalam pesta tahun baru yang dirayakan setahun sekali ini.
Momen Reba merupakan pesta reuni, tetapi bukan sekadar reunian biasa atau sekedar temu kangen semata. Di dalamnya terkandung makna mendalam untuk mensyukuri secara bersama kebaikan Allah melalui anugerah alam dan leluhur serta merayakan dan mengestafetkan kebijaksanaan leluhur kepada generasi yang masih hidup sekarang ini.
Ada empat hal yang hendak diuraikan dalam hubungannya dengan pesta Reba sebagai perwujudan kesatuan dan persaudaraan.
Pertama, pesta Reba sebagai gerakan kembali ke rumah (back home). Pesta Reba sebagai gerakan kembali ke rumah merupakan momen penting untuk mengetahui semua anggota keluarga, dalam mana masing-masing akan bertemu satu sama lain baik karena kelahiran baru maupun karena perkawinan.
Pesta Reba sebagai gerakan kembali ke rumah juga menjadi momen bagi semua anggota keluarga untuk mengetahui kedudukan rumah pokok dan leluhur serta ajaran kebijaksanaannya.