Lihat ke Halaman Asli

Andreas Neke

Pegiat media sosial

Pak Pigai Belajarlah Bijaksana seperti Pak Abdul Mu'ti

Diperbarui: 5 November 2024   09:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto Hasil Editing Pribadi

Salah satu menteri yang mendapat kesan positif setelah dilantik dalam Kabinet Merah Putih oleh Presiden Prabowo Subianto  adalah Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) RI, Abdul Mu'ti. Ini amat beralasan karena pernyataan-pernyataan awalnya yang menampilkan kesejukan dan kebijaksanaan.

Beberapa pernyataan itu kiranya jauh dari kesan sombong dan blunder karena lebih mau belajar, mendengar, dan menyerap aspirasi sebelum mengambil kebijakan. Ini kiranya menunjukkan kebijaksanaan karena hal-hal konseptual dan ideal belum tentu selaras dengan hal-hal yang real. Atau dengan perkataan lain sebuah kebenaran harus menyelaraskan antara idealitas dengan realitas.

Berseberangan dengan Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) RI, Abdul Mu'ti adalah pernyataan-pernyataan Pak Natalius Pigai selaku Menteri Hak Asasi Manusia (HAM).

Harus diakui bahwa sejumlah pernyataan kontroversialnya berhasil menarik perhatian publik. Pak Pigai telah memicu perdebatan dengan usul kenaikan anggaran fantastis bagi kementeriannya dan berbagai rencana ambisius yang menimbulkan sorotan tajam.

Beliau mengaku paham HAM dan birokrasi dan meyakini bahwa tidak perlu belajar lagi tentang HAM dan birokrasi dengan kesiapan untuk langsung bekerja. Kiranya ini menjadi blunder karena ketidaksediaan untuk belajar menjadi awal malapetaka sehingga "dikuliti" berkali-kali oleh banyak pihak, termasuk dalam sidang DPR.

Ini artinya bahwa sekiranya Pak Pigai mau rendah hati untuk banyak belajar, mau mendengar dengan saksama, dan bersedia menyerap aspirasi dari banyak pihak seperti Pak Abdul Mu'ti, maka segala hal yang dapat memalukan diri sendiri dapat dihindari dan tidak akan terjadi.

Akhirnya semua ini mengajarkan satu hal sebagai prinsip hidup bahwa "mengamati, mendengar, dan mengerjakan adalah lebih bijaksana daripada berbicara, karena berbicara banyak akan membuat seseorang terlihat bodoh".

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline