Lihat ke Halaman Asli

Andreas Neke

Pegiat media sosial

Memajukan Kebudayaan melalui Penguatan Fungsi Pendidikan

Diperbarui: 4 Juni 2024   08:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

data:image/jpeg;base64,/9j/4AAQSkZJRgABAQAAAQABAAD/

Manusia dalam dirinya adalah makhluk sosial yang senantiasa ada dan hidup bersama orang lain. Perwujudan realitas tersebut semakin tak terbantahkan dalam kenyataan perkembangan teknologi dan informasi dewasa ini. Yang dengannya berarti bahwa kemajuan teknologi dan informasi telah membantu manusia dalam mewujudkan dimensi sosialitasnya dengan meniadakan sekat yang memisahkan manusia, baik antar individu maupun antar kelompok.


Pertumbuhan dan perkembangan media komunikasi sangat memudahkan manusia untuk mengakses informasi, sehingga pembaruan dan pertukaran informasi bisa terjadi dengan sangat cepat, dan dengan sangat cepat pula memengaruhi pola pikir dan pola laku individu dan masyarakat. Kenyataan ini menimbulkan pergeseran nilai-nilai agama, sosial, ekonomi, dan politik yang menjadi ciri khas kebudayaan suatu kelompok masyarakat tertentu.


Sejarah mencatat bahwa kebudayaan nasional telah memiliki peradaban yang tinggi. Kemajuan peradaban dapat terjadi karena kontak dengan masyarakat yang berkebudayaan lain, dalam mana kemudian terjadi pertukaran informasi yang memungkinkan terjadinya perubahan peradaban bangsa.


Semua yang dicapai tidak tampak dalam kemajuan material/fisik semata-mata, tetapi bersamaan dengannya bertumbuh pula karakter kebangsaan yang kuat, sehingga telah melahirkan tokoh-tokoh besar yang patut ditiru karena ketokohannya dalam sejarah peradaban kebudayaan nasional. Hal ini dapat berlangsung baik karena adanya upaya yang serius untuk mengejar kemajuan material/fisik tanpa meniadakan penguatan karakter kebangsaan melalui proses penguatan fungsi dan peran pendidikan dalam aneka jenjang dan bentuknya.


Luntur dan Memudarnya Kebudayaan Nasional


Tak terpungkiri bahwa nilai-nilai kebudayaan nasional telah meluntur secara perlahan namun pasti. Pola pikir kekinian telah memengaruhi generasi zaman now, sehingga berimbas pula pada praksis hidup yang kerap berseberangan atau berlawanan dengan kebudayaan lokal, sebagai pembentuk identitas kebudayaan nasional. Kita boleh mengatakan bahwa praksis hidup generasi zaman now sepertinya telah tercabut dari akar kebudayaan nasional, sehingga menumbuhkan praksis hidup yang cenderung bertentangan dengan cita rasa kebudayaan nasional yang berciri ke-indonesia-an.


Pada saat yang sama, fakta membuktikan bahwa tahapan kemajuan bangsa lebih condong pada kemajuan material/fisik. Kita melupakan esensi dari setiap kemajuan yaitu memanusiakan manusia. Ini artinya bahwa setiap kemajuan yang digapai harus pula membarenginya dengan penguatan karakter kebangsaan yang mumpuni seperti kedisiplinan, kerja keras, kejujuran, toleransi, serta malu berbuat curang atau memperoleh hasil dengan cara gampangan dan murahan melalui proses penguatan pendidikan. Dan ini boleh dikatakan sebagai sebuah kemunduran, karena tahapan kemajuan bangsa sampai saat ini justru adalah hasil dan buah dari kedisiplinan, kerja keras, kejujuran, dan kemauan untuk memperoleh hasil maksimal dengan cara yang wajar dan terpuji.


Kemajuan material/fisik sangat membantu manusia dalam menjalankan aktifitas hariannya. Kemajuan dalam bidang informasi misalnya, telah menyatukan manusia dengan meniadakan sekat yang membatasi manusia yang berbeda latar belakang agama, suku, bangsa, dan benua sehingga saling mendekatkan manusia yang satu dengan yang lainnya.


Namun demikian, kita patut menyadari pula bahwa kemajuan material/fisik ini diraih tanpa dibarengi oleh penguatan karakter kebangsaan melalui proses pendidikan yang kokoh, sehingga telah menjerumuskann generasi zaman now ke dalam jurang kehancuran. Kemajuan yang demikian adalah semu, karena sejatinya sebuah kemajuan material/fisik tidak boleh meniadakan esensi kemanusiaan dalam hubungannya dengan pendidikan karakter kebangsaan.

Semuanya akan tampak ke permukaan manakala kita menyaksikan dan mengalami pemanfaatan media komunikasi secara kurang bertanggung jawab pada masa kini. Kemajuan teknologi dan informasi telah menjerumuskan generasi zaman now ke dalam praksis hidup yang berseberangan dengan cita rasa kebangsaan seperti penyebaran berita hoaks, ujaran kebencian, fitnah, penjualan NARKOBA, dan seks bebas.


Kenyataan ini menggugah setiap insan yang mencintai kebudayaan lokal yang nota bene adalah pembentuk identitas kebudayaan nasional. Kita tentu akan mencari akar yang menjadi penyebabnya. Dan tak dapat dipungkiri bahwa lunturnya kebudayaan nasional dewasa ini karena telah melalaikan proses pendidikan dalam arti luas. Proses pendidikan tak terjadi sebagaimana mestinya sehingga mengalami keterputusan yang menyebabkan gap yang memisahkan satu generasi dengan generasi lainnya, dan menyebabkan proses transfer dan estafet kebudayaan tidak berlangsung sebagaimana mestinya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline