Lihat ke Halaman Asli

Andreas Neke

Pegiat media sosial

Remaja dan Sosialisasi Diri

Diperbarui: 27 Mei 2024   07:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Catatan Awal

Lepas dari statusnya sebagai makhluk individual, manusia juga adalah makhluk sosial (homo socius). Sebagai makhluk sosial, manusia senantiasa ada dan bersama orang lain. Ada dan bersama orang lain ini menunjuk hakekat asali manusia, bahwasannya manusia tak dapat hidup tanpa orang lain (no man is an island).

Manusia senantiasa membutuhkan orang lain agar mampu mewujudkan dirinya yang sejati. Orang lain di sini adalah "aku yang lain". "Aku yang lain" adalah sesama bagiku. Maka, "aku" dan "aku yang lain" adalah dua subyek yang saling mewujudkan kesejatian diri dalam kesatuan yang tak terpisahkan.

Namun harus disadari bahwa tidak dengan serta merta manusia bisa hidup bersama orang lain. Agar dapat hidup bersama orang lain, manusia perlu yang namanya sosialisasi diri. Dengan sosialisasi diri ini, manusia membuat dirinya dikenal dan serentak dengannya mengenal orang lain. Ini berarti bahwa relitas manusia sebagai makhluk sosial melekat dengan proses sosialisasi.

Fokus refleksi kita kali ini mengerucut pada dua realitas ini (manusia sebagai makhluk sosial dan sosialisasi diri). Dua hal ini dirasa penting mengingat kecenderungan remaja (putra/i) yang mewujudkan eksistensinya pada waktu, tempat, dan orang yang keliru. Maka tidak bisa tidak, agar mampu menjadi pribadi yang sejati, remaja harus mampu mewujudkan eksistensi sosialitasnya pada waktu dan tempat yang benar serta dengan orang dan cara/sarana yang benar pula.

 

 

 

Sosialisasi Diri

Manusia yang normal biasanya mau dikenal dan mengenal orang lain. Ungkapan, "seperti katak dalam tempurung" biasanya sulit diterima bila dilabelkan kepada orang tertentu. Ini sangat beralasan karena dorongan naluriah mengaharuskan seseorang memperkenalkan diri agar dikenal dan mengenal orang lain. Oleh karena itu, dengan sendirinya label "kuper" biasanya tidak dapat diterima oleh siapapun.

Secara sederhana realitas mau mengenal dan dikenal inilah kita sebut sebagai sosialisasi. Atau dengan perkataan lain, sosialisasi[1] adalah usaha yang dibuat supaya dikenal dan mengenal orang orang lain. Maka dengan sendirinya, sosialiasasi diri berarti usaha individu untuk membuat dirinya dikenal dan (dirinya) mengenal orang lain.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline