Lihat ke Halaman Asli

Andrean Maesa darmiz

Mahasiswa Universitas Negeri Jakarta

Paradigma Sosiologi Versi George Ritzer

Diperbarui: 6 September 2022   22:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Tahun 1962 terdapat fisikawan yang berasal dari Amerika yang bernama Thomas Samuel Kuhn, Dia memperkenalkan istilah paradigma di dalam bukunya yang berjudul The Structure of Scientific Revolution untuk pertama kalinya yang kemudian dipopulerkan oleh Robert Friedrichs dalam buku yang berjudul Sociology of Sociology pada tahun 1970-an. Kuhn berpendapat, paradigma adalah sebuah cara untuk tahu realitas sosial yang dikonstruksi oleh mode of thought atau mode of inquiry untuk menghasilkan mode of knowing yang spesifik. 

Dimana ini berarti suatu pengetahuan dihasilkan oleh cara pandang yang dalam. Paradigma menentukan apa yang harus dipelajari, pertanyaan apa yang harus diajukan, dan aturan apa yang harus diikuti dalam menafsirkan jawaban yang diperoleh. Paradigma antara komunitas ilmuwan yang satu dengan komunitas ilmuwan yang lain, hal ini menjadikan paradigma sangat penting bagi suatu entitas ilmu pengetahuan.

Kuhn mengatakan bahwasannya perkembangan sebuah ilmu tidak selalu berjalan lurus. Perkembangan ilmu sangat berkaitan dominasi paradigma keilmuan yang muncul dalam periode tertentu. Persepsi yang berbeda disebabkan cara pikir para ilmuwan yang berbeda. Hal ini kemudian melahirkan ilmu pengetahuan yang berbeda pula.

Ritzer mengungkapkan terdapat tiga faktor yang menyebabkan perbedaan paradigma, yaitu perbedaan cara pandang filsafat yang melandasi suatu pemikiran, kemudian dibangun dan dikembangkannya teori-teori yang berbeda pula dari masing-masing komunitas ilmuwan, dan perbedaan metode yang digunakan guna memahami dan menerangkan substansi ilmu antar komunitas ilmuwan. 

Adanya perbedaan paradigma dalam suatu keilmuan tentunya tidak menimbulkan efek negative karena sebaliknya, hal ini memunculkan keragaman dalam perkembangan ilmu pengetahuan. Dengan adanya sutau perbedaan paradigma akan memunculkan keragaman, maka pengembangan ilmu pengetahuan akan semakin kaya dan terus berkembang. Menurut Ritzer, terdapat tiga paradigma dalam Sosiologi, yaitu:

Fakta Sosial, bersumber dari pemikiran karya Emile Durkheim yang berjudul The Rules of Sociological Method dan Suicide. Disini Durkheim mengkritisi pendapat yang diajukan oleh  Auguste Comte dan Herbert Spencer yang mengungkapkan bahwa ide adalah pokok bahasan dalam Sosiologi,  yang berarti Sosiologi dikaji dengan pikiram dan bukan fakta nyata di lapangan langsung. 

Dengan paradigma fakta sosial, Durkheim menyatakan bahwa Sosiologi adalah ilmu yang berdiri sendiri, dengan sesuatu yang nyata, dan bukan hanya ide pikiran. Fakta sosial Durkheim dibagi menjadi dua bentuk, yaitu fakta sosial material dan fakta sosial non material. Fakta sosial material terdiri dari sesuatu yang dapat dipahami, dilihat, dan dipahami, fakta sosial material adalah sesuatu yang terdapat di dunia nyata dan tidak imajinatif. Sedangkan, fakta sosial non material merupakan ekspresi atau fenomena yang ada pada individu itu sendiri dan muncul dalam kesadaran manusia, contoh: moralitas.

Definisi Sosial, Dilandasi oleh pemikiran seorang Max Weber tentang tindakan sosial. Menurut Weber struktur sosial dan institusi sosial merupakan sebuah kesatuan untuk membentuk tindakan manusia yang penuh arti subjektif bagi dirinya dan diarahkan kepada tindakan orang lain. Maka tindakan individu yang bertujuan kepada benda mati tanpa dihubungkan dengan tindakan dengan orang lain bukan suatu tindakan sosial.

Perilaku Sosial, Paradigma ini mengacu pada buku seorang psikolog Amerika, yaitu Burrhus Frederic Skinner, yang diberi judul Beyond Freedom and Dignity. Skinner berusaha menerjemahkan prinsip Psikologi ke dalam Sosiologi, sehingga Sociology Behavior atau Sosiologi Perilaku sangat bergantung pada teori, gagasan, dan praktik yang ia lakukan. Paradigma perilaku sosial menjelaskan hubungan antar individu serta hubungan individu dengan lingkungannya Tingkah laku seorang individu memiliki hubungan dengan lingkungan yang memengaruhinya dalam bertingkah laku,

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline