Lihat ke Halaman Asli

Nasib Rumah Rakyat di Tangan Putra Betawi

Diperbarui: 25 Juni 2015   06:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Memulai pekerjaan yang merupakan amanah negara memberi motivasi dan tanggung jawab yang besar bagi sosok Djan Faridz. “Saya tidak pernah menyangka akan diberi amanah untuk memimpin Kementerian Perumahan Rakyat. Ini merupakan sebuahsurprise,” tuturnya di sela-sela acara pertemuan dengan para kuli tinta di Puncak, Bogor, beberapa waktu lalu.

Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (NU) ini ditunjuk oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sebagai Menteri Perumahan Rakyat,menggantikan koleganya di Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Suharso Monoarfa, yang mengundurkan diri.

Sebelumnya menjabat menjadi Menpera RI, Wakil Ketua Dewan Pakar PPP ini pun sempat digadang-gadang untuk maju dalam pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta 2012.

“Keinginan saya untuk maju dalam Pilgub DKI Jakarta sekadar memanas-manasi rekan saya yang kurang tanggap terhadap permasalahan di Ibu Kota ini. Jadi sebetulnya saya ga serius mau maju,” terangnya.

Pemilihan sosok Djan Faridz oleh Presiden SBY bukanlah tanpa sebab.Djan memang dikenal sebagai pengusaha properti yang membesarkan Tanah Abang. Pria kelahiran Jakarta, 5 Agustus 1950, silam ini juga tercatat sebagai Direktur Utama PT Priamanaya Djan International.

Priamanaya Group sendiri diketahui merupakan perusahaan properti yang turut menggarap pembangunan Pasar Tanah Abang Blok A dan B. Kabarnya, bisnis garmen yang berputar di pusat grosir yang tenar hingga mancanegara ini mencapai Rp200 miliar per hari.

Kesuksesan pria yang memiliki tujuh orang anak ini nyatanya didapatkan dari hasil kerja keras.“Anak Jakarte” ini memulai usaha pertamanyadenganmendirikan bengkel las, yang lama-kelamaan mulai menjual barang untuk bangunan. Hingga pada 1996 ia mendirikan PT Dizamatra Powerindo, kontraktor swasta yang pernah digunakan Pertamina. Pada tahun 2004 Djan Faridzmulai terjunke dalam organisasi Nahdlatul Ulama (NU), dan menjadi bendahara NU cabang Jakarta pada tahun 2009.

Karenanya, meski kini Djan Faridz turut memegang kemudi yang penting dalam memajukan bangsa, dirinya pun kerap mendidik moral pejabat dan PNS yang menjadi bawahannya melalui kegiatan yang islami. Ini dibuktikannya melalui kegiatan pengajian rutin tiap seminggu sekali di lingkungan Kemenpera.

Di samping sebagai upaya mencegah tindakan KKN yang dilakukan jajarannya, Djan Faridz juga meminta kepada jajaran di bawahnya untuk selalu merasa punya tanggungjawab yang besar dalam setiap pekerjaannya.

Bahkan, Djan mengaku siap berkorban demi karyawannya guna menciptakan lingkungan yang bersih dari tindak korupsi. “Saya siap tekor dan memberikan apa pun untuk bawahan saya, asal mereka tidak korupsi,” ujarnyaZal/Panca (zalhanif@propertykita.com)

Sumber: Propertykita

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline