[caption caption="di apresiasi media asing, di jatuhkan media lokal "][/caption]
Pernah lihat gambar ini? Gambar yg sempat viral beredar di jejaring media sosial beberapa waktu lalu. Sebagian besar melayangkan kalimat protes, tidak sedikit yg marah dan mencaci.
Banyak orang begitu marah ketika ada anak bangsa, yg berprestasi di tingkat internasional, dan media malah memberitakan dari sudut negatifnya, dari sisi kegagalannya. Oh, I feel you..and yes, itu nggak salah. Semua orang punya hak untuk marah. Nggak usah orang lain, saya aja pas baca ikutan baper!
Media salah, salah banget! Karena media 'seharusnya' mengambil sudut pandang positifnya yakni : Hellooo, tuh di luar negeri sana ada anak kecil dari Indonesia, yg berhasil masuk dalam nominasi grammy awards, yg tentunya berperan mengharumkan nama bangsa lho. Walaupun gagal seharusnya media tidak memberitakan sisi negatifnya, kasih apresiasi kek!
Lalu, banyak orang ramai-ramai membully media tersebut dengan alasan etika, kemanusiaan, nasionalisme, lalala dan sebagainya..
But, take a look..once again,
Apakah media salah? Yakin? Kalo kita mau sedikit objektif, fakta mengatakan bahwa Joey memang tidak berhasil membawa pulang piala.
Apakah media salah karena memberitakan dari sudut pandang negatif? Tidak. Why? Kita tentu pernah mendengar istilah bad news is a good news. Dan tentunya, faktanya memang tidak ada piala grammy yg dibawa pulang ke Indonesia. Apakah ini bad news? Bagi Joey dan Indonesia ini jelas adalah hal yg kurang menyenangkan. Apakah ini good news? Bagi media, bisa saja. Karena berita seperti ini akan meningkatkan rate pembaca, di sharing kemana-mana dan keuntungan ekonominya ya balik ke media itu sendiri.
Tapi, bukan itu yg ingin saya bahas..
Yes, ini lho yg kemarin sempat Jokowi kritik pada media pada Hari Pers Nasional awal Februari kemarin. Agar media memberitakan berita dari sudut pandang yg mampu menumbuhkan jiwa optimisme dan positivisme. Indonesia memang tidak sempurna tapi bukan berarti isinya jelek semua, bukan?
Namun, apa yg sebagian besar kita lakukan?
Sebagian besar kita malah ramai-ramai membully presiden, dengan alasan : kebebasan pers tidak boleh diganggu gugat oleh siapapun.