Teruntuk dirimu, Sang penulis jiwa…
Aku merindukan tulisanmu layaknya tanah gersang merindu hujan
Aku merindukanmu seperti ikan berenang riang di danau yang tenang
Aku merindu goresan penamu bagai anak kecil berjumpa opor ayam di hari lebaran
Aku merindu tuturmu seperti aku butuh jujur katamu.
Teruntuk dirimu, Wahai pelukis hati…
Butuhku padamu layaknya manusia yang binasa tanpa udara
Rinduku padamu layaknya kuli tinta dengan penanya
Rasaku padamu seperti lirik fiksi mengubah nonfiksi
Cintaku padamu bagai ungkapan hati tanpa tapi, tutur kata tanpa tanya