Jika kita mengelilingi Mojokerto Raya baik Kota Mojokerto maupun Kabupaten Mojokerto dan menjumpai warung soto Madura, ternyata semuanya dari satu sumber.
Sumber Mentikan....karena awal mula ada soto madura di Gang Mentikan. Pak Ruhkyat, Pemuda dari Bangkalan Madura mencoba peruntungan nasib di Mojokerto. Membawa anak istri dan keponakannya.
Dengan keterampilan membuat soto, Pak Rukhyat membuat soto tetapi beda dengan yang ada di madura. Soto di Mojokerto ini dipakai bumbu halus.
Kalau saya mengikuti grup Mojosari Mangan Mangan, terkenal dengan "Bumbu dasar putih" + kunyit + dedaunan + kearifan lokal....
Kearifan lokal di sini adalah segenggam beras. Fungsinya sebagai pengeruh karena beras yang dihaluskan bersama bumbu akan mengental dan menstabilkan kuah soto agar keruh terus, tidak mengendap.
Karena Mojokerto ada sentra telur asin, maka dipakai juga penyajian dengan telur asin dan taburan bawang merah goreng serta daun bawang yang sedap dan segar.
Terkenallah Pak Rukhyat sebagai penjual soto yang dipikul memutari Mojokerto.
Orang Madura laki-laki sering dipanggil Kaka.....jadi dipanggil Ka Rukhyat...lama kelamaan Pak Rukhyat menjadi tiddak dikenal lagi namanya tetapi dikenal dengan Ka Yat...jadinya Pak Kayat.
Sudah terkenal, Pak Kayat yang dibantu keponakannya bernama Sukron dan Bakri semakin laris dagangannya. Sementara anak-anaknya masih kecil.
Sukron dan Bakri meminta ijin untuk berdagang sendiri dan disetujui oleh Pak Kayat. Sukron memilih berdagang dengan segmentasi atas menghidangkan buntut, iga dan jerohan yang lebih banyak.
Bakri Memilih segmen menengeh dengan porsi sedang. keduanya menetap di Mojokerto Klan H SUkron sekarang menetap di Jl RA Basuni dan Klan H Bakri menetap di sebelah Polresta Mojokerto.