Beberapa hari yang lalu saya ada janji bertemu dengan Kepala Badan Narkotika Nasional Kota Mojokerto AKBP Suharsi di Kantor BNN Kota Mojokerto. Pertemuan yang sedianya diagendakan siang karena suatu hal harus diajukan pagi . Kesempatan yang sangat langka ini tentu saja tidak saya sia siakan setelah beberapa waktu tertunda karena kesibukan beliau yang padat.
Sengaja saya datang lebih awal agar bisa memaksimalkan waktu yang ada. Pertama masuk ke Kantor yang bernuansa biru ini terasa sangat ramah tamu. AC ruangan yang dingin,ruang tamu yang jauh dari kesan formal serta staf kantor yang sangat ramah mempersilahkan saya untuk menunggu Beliau.
Tidak sampai 15 Menit Beliau muncul menemui saya dengan berbatik hitam. kesan pertama tentu saja seorang wanita yang anggun dan berkarakter kuat. Tanpa basa basi saya langsung berdiskusi didampingi staf beliau yang ternyata masih kerabat saya . Kebetulan yang sangat menyenangkan hehehe
Beliau bercerita tentang apa dan bagaimana saja BNN yang merupakan lembaga dibawah presiden dalam melakukan tindakan terhadap Peredaran Gelap Narkoba di Tanah Air. Saya jadi tahu ruang lingkup BNN itu seperti apa. Selama ini saya sulit membedakan bagaimana perbedaan wilayah antara BNN dengan Satuan Narkotika Polri. Ternyata tugas BNN sangat luas mulai dari perencanaan, penyelidikan, Penyelidikan, penangkapan hingga rehabilitasi.
Dari beliau saya mendapatkan cerita bagaimana situasi Sosial ekonomi masyarakat sangat menentukan potensi kejahatan yang terjadi. Banyak yang tidak menyadari bahwa batasan baik dan buruk, halal dan haram hanya pada apa yang dikonsumsi dan semua yang berupa interaksi fisik saja.
Banyak ditemui mereka yang terlibat dalam peredaran Narkoba merasa tidak bersalah dengan apa yang telah dilakukannya. Bagi mereka kejahatan adalah tindakan yang bersentuhan dengan fisik semata semisal pembunuh, perampok , pencuri , penjudi , pemabuk , pelacur dan bahkan pengguna Narkoba.
Tapi dari beberapa yang sudah dilakukan penangkapan ternyata adalah sosok yang terlihat santun, dermawan, religius dan beberapa malah terlihat lugu ndeso tidak tau apa apa. Mereka beranggapan selama mereka tidak melakukan tindakan dan mengkonsumsi barang haram, itu tetap lah baik dan bisa dikatakan sebagai pekerjaan mereka menghidupi keluarga.
Tapi dengan pengalaman yang sudah ada, Wanita Alumnus Universitas Jember ini mampu memetakan, menganalisa dan menindak pelaku yang rata rata sudah diintai dalam waktu yang tidak Singkat.
Pelaku peredaran Narkoba ternyata tidak mengenal usia, gender ataupun tingkat sosial ekonominya. Karena ternyata Narkoba sangat terkait erat dengan kehidupan malam, hiburan dan kesenangan lainnya.
Wanita yang hobi memasak ini sangat menguasai permasalahan dan terjun langsung memimpin anak buahnya melakukan tindakan terhadap pelaku yang tertangkap tangan melakukan peredaran Gelap Narkoba. Suatu yang sangat luar biasa dilakukan oleh wanita. Butuh dedikasi , keberanian dan keikhlasan yang sangat besar menjalankan tugas sebagai Kepala BNN Kota.
Bukan itu saja....