Saya sangat heran dengan kondisi negera kita sampai sekarang. Bagaimana tidak heran, di semua daerah Indonesia memiliki SDA yang melimpah. Namun tidak jarang kita temukan di beberapa daerah tersebut rakyat yang sangat miskin. Mengapa terjadi realitas yang paradoksal? Banyak jawaban yang muncul. Pemerintah kita tidak bekerja untuk kesejahteraan rakyat banyak. SDA tidak dikelola dengan maksimal. Uang negara dikorup pemerintah dan kolega mereka.
Lalu masih adakah “Harapan Indonesia Sejahtera Ke Depan”?. Harapan pasti selalu ada. Tapi ada syaratnya, pemimpinnya (Presiden) bukan harus yang kuat secara fisik seperti tentara atau TNI, karena beberapa presiden kita yang pernah menjadi tentara, terbukti tidak mampu membuat rakyat Indonesia menjadi lebih maju, baik dan sejahtera.
Yang Pertama : Tidak Materialistik. Seorang capres jangan dilihat dari harta yang dimiliki, tapi dari sikapnya terhadap materi, kalaupun ia memiliki uang 1000 Trilyun Dollar US, tapi rakus terhadap uang, seluruh Indonesia ini pun kurang untuknya, lebih baik yang hanya punya uang sejuta rupiah, tapi bisa memberi bantuan 100 ribu untuk korban bencana alam yang sangat mengenaskan.
Yang Kedua : Harus Idealist. Idealist ini jangan disalahpahami, sering orang berpikir bahwa orang idealist itu akan mati dengan cepat, tidak mau bekerja sama. Tidak. Tidak seperti itu. Idealist di sini harus berani melakukan sampai batas kemampuan maximun manusia. Kamu tahu di mana batas kemampuan maximun manusia? Melebihi dari yang biasanya. Supaya kamu pahami lebih mudah, ini contoh sejarahnya. Ketika pasukan Jenderal Napoleon Bonaparte dikepung dari berbagai arah lalu ia membawa Pasukannya menyebrangi pegunungan salju dari kepungan musuh dari semua jalan. Jalan Keluar Mustahil. Spektakuler. Luarbiasa.
Yang Ketiga : Mampu Menciptakan Kesejahteraan Rakyat. Rakyat miskin (tidak punya rumah yang layak ditempati, pendidikan rendah, pekerjaan tidak tetap) jangan diberi ikan, tetapi pancing. Jangan dibuatkan program “raskin” dan sejenisnya, tetapi bagaimana caranya agar “rakyat miskin” ini mampu mencari sendiri kebutuhannya tanpa bantuan materi dari pemerintah. Seorang pemimpin (Presiden) harus mampu menciptakan program untuk kesejahteraan rakyatnya.
Yang Keempat : Harus Pemberani. Seorang pemimpin (Presiden) harus memiliki keberanian. Ketika perbatasan wilayah atau daerah diutak-atik oleh negara tetangga, atau budaya wilayah pimpinannya diklaim oleh negara lain, seorang presiden harus berani berbicara. Berani berkata ‘tidak’. Entah siapa mengatakan ini “seorang pemimpin/raja itu harus berani berkata ‘lantang’ atau ‘mengonggong’”.
Jika pilpres yang akan datang ini, Indonesia memiliki ciri-ciri capres yang telah dituliskan di atas dan ia terpilih menjadi RI-1, Indonesia akan mengukir sejarah seperti zaman keemasan Indonesia saat Bung Karno menjadi Presiden.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H