Lihat ke Halaman Asli

Semut Pun Berubah Jenius

Diperbarui: 25 Juni 2015   21:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Menjelang akhir bulan Desember tahun 2011 yang baru saja berlalu, saya belanja susu Frisian Flag putih enam sachet, yang coklat juga enam sachet dan satu kaleng. Hal ini untuk mengantisipasi jika uang kiriman tiap bulan agak terlambat datangnya berhubung karena Natal dan Tahun Baru (walaupun sebenarnya jarang terjadi, bahkan seringkali Ibuku sudah mengirim uang bulanan pada akhir bulan). Setibanya di kost saya membuka yang susu coklat kaleng, setelah mengambil untuk keperluan satu gelas, saya teringat caranya saat di rumah untuk melindungi susu coklat ini dari serbuan semut, yaitu meletakkannya di tengah-tengah mangkok yang diisi dengan air, sehingga semut-semut tidak akan bisa sampai ke kaleng susu coklat tersebut karena dibatasi oleh air. Kemudian saya pun berbuat demikian.

Alangkah herannya saya ketika bangun pagi saat akan menyeduh susu coklat, banyak semut yang sudah menempel di kaleng susu coklat tersebut, banyak yang keluar masuk lubang keluarnya susu coklat itu, dan banyak yang tenggelam di air mangkok itu. Saya jadi tersenyum melihat aksi para semut nakal itu. Memang sebelumnya saya sering mendengar dan membaca di kitab suci tentang semut itu binatang yang bijak. Para semut akan bekerja untuk mengumpulkan (mungkin kata yang lebih tepat adalah “menabung”) makanan mereka di waktu musim panen. Sungguh bijaksana sekali memang semut-semut itu. Setelah menyeduh segelas susu coklat pagi itu, saya berpikir untuk menambahkan perlindungan supaya semut-semut itu tidak bisa masuk sampai ke dalam kaleng tersebut. Kemudian saya membungkus ujung kaleng yang berlubang tempat keluarnya susu coklat itu dengan plastik kresek bekas belanjaan dari “alfamart”. Saya kira semut-semut itu tidak akan bisa masuk ke dalam kaleng susu coklat itu lagi. Saya merasa puas. Pikiran saya mengatakan bahwa saya telah mengalahkan binatang yang bijaksana itu.

Pada sore harinya, sekitar jam 16.00, saya merasa lapar. Katring saya biasanya datang jam 18.00. Menunggu dua jam dengan perut lapar itu pasti terasa sangat lama, kalau beli makanan di warung, katring pasti tidak akan di makan, maka saya menyeduh susu coklat lagi. Alangkah kagumnya saya melihat apa yang terjadi dengan susu coklat itu. Para semut itu menjebol plastik kresek yang saya buat sebagai perlindungan tambahan. Saya tertawa terbahak-bahak. Ini peristiwa fantastis. Binatang kecil, melewati air dan menjebol plastik agar bisa mendapatkan makanan (Tujuannya). Setahu saya sewkatu di rumah bahwa setelah kaleng susu diletakkan di tengah-tengah mangkuk yang diisi oleh air, kaleng susu itu sudah terjamin dari semut-semut. Apakah semut-semut juga mengalami perkembangan cara bekerja di tempat lain? Atau, hanya semut yang di kamar kost saya saja yang menjadi “jenius” sama seperti penghuninya? Hahahahha. Itu kebanggaan yang sangat penting. Namun, buktinya saya kalah dibuat para semut. Tetapi kekalahan itu membuat saya belajar, membuat saya sadar supaya tetap gigih untuk mencapai tujuan, semut-semut itu yang telah memberi contoh nyata kepada saya ‘seperti ini loh Andrea Chelsea Sinaga’ mencapai tujuan. Ckckckckckckk. Semua rintangan harus dilalui. Harus memiliki semangat Samurai “jatuh tujuh kali, bangkit delapan kali”.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline