Lihat ke Halaman Asli

Andrea

Murid

People Pleaser : Kenapa Bisa Tertanam pada Diri Kita?

Diperbarui: 30 September 2024   19:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

People pleaser adalah seseorang yang cenderung melakukan apa saja untuk membuat orang lain senang, namun sering kali kita mengorbankan keinginan kita sendiri. Sulit untuk mengatakan 'tidak' kepada setiap opini, keinginan, dan tujuan dari teman-teman terdekat kita. Kita cenderung lebih fokus pada keinginan orang lain daripada diri sendiri.

Aku juga pernah berada dalam fase ini, merasakan betapa sulitnya untuk mengutarakan keinginan, memberitahu orang-orang tentang perasaan dan opini kita. Rasa tertekan terhadap keinginan-keinginan mereka yang tidak bisa menjadi teladan---yang kurang baik dan layak untuk ditiru oleh orang lain---juga pernah Aku alami. Ya, tujuannya karena Aku tidak mau kehilangan teman.

Aku adalah tipe orang yang sulit berbaur di tempat baru, jadi pasti akan sangat susah untuk mencari teman, kan? Sekali dapat teman, Aku selalu mengikuti kemauan mereka, bahkan rela menjadi 'sang babu' bagi mereka. Tapi ya, tujuan akhirnya karena Aku tidak mau kesepian, Aku tidak mau kehilangan temanku, aku tidak mau menjadi 'lonely person'. Di masa-masa sekolah ini, tentunya harus punya teman, kan? Nggak mungkin Aku nggak punya teman sama sekali. Aku harus punya teman, karena teman bakal berguna banget di masa-masa sekolah.

Tapi kalian tahu nggak sih? Pola pikirku yang sebelumnya justru membuat Aku dipandang rendah, diinjak-injak, dan orang-orang jadi berbuat seenaknya terhadapku. Aku sadar, Aku nggak boleh terus begini, menjadi 'budak' di antara teman-temanku, hanya mendengarkan cerita orang, tapi tidak bisa bercerita kepada orang lain. Hal yang bisa Aku pelajari sebagai 'mantan people pleaser' (OTW sih) adalah kita nggak perlu mementingkan citra atau pandangan orang lain terhadap kita. Kalau orang-orang menjelek-jelekkan kita, let them. Kalau mereka menginjak-injak dan mencaci maki kita, let them. Kita nggak bisa mengontrol pikiran dan pandangan orang lain terhadap kita, dan kita juga nggak bisa menjadi yang 'terbaik' di mata mereka. Tidak perlu marah ketika orang menilai kita aneh, anggep aja radio rusak.

Semangat buat kalian yang masih menjadi seorang 'people pleaser'. Kalian harus bisa keluar dari fase itu! Ayolah, utamakan keinginan dan fokus kalian, nggak usah memikirkan apa yang orang lain pikirkan tentang kalian. Itu hanya menjadi beban pikiran yang tidak berguna. Semangat, para 'people pleaser', kalian pasti bisa melewati ini!"

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline