Industri film Thailand telah berkembang pesat di tengah tantangan yang dihadapi produsen hiburan di Asia Tenggara yang kini mengalami penurunan minat pasar lebih dari sebelumnya. Dilansir dari Froyonion.com, kondisi ini disebabkan oleh perusahaan-perusahaan di Amerika Serikat yang memangkas pengeluaran mereka di industri hiburan untuk memprioritaskan kepentingan pemegang saham. Meskipun produksinya tidak sebesar industri film Hollywood, Bollywood, atau Korea Selatan, film-film Thailand berhasil menarik perhatian global melalui karya-karya inovatif dan keunikan budaya yang ditampilkannya.
Perkembangan pesat industri film Thailand didorong oleh upaya industri ini untuk menemukan keseimbangan antara produksi film berkualitas dan komersial yang mampu menarik perhatian baik di dalam negeri maupun internasional. Namun, meskipun mengalami pertumbuhan pesat, industri film Thailand juga menghadapi tantangan pada tahun 2023. Pandemi COVID-19 membatasi produksi film dan operasional bioskop. Meskipun demikian, kebangkitan platform streaming memberikan angin segar bagi film-film Thailand. Layanan seperti Netflix, Disney+, Iqiyi, dan Viu mulai memasukkan film-film Thailand ke dalam katalog mereka, memperluas jangkauan penonton di seluruh dunia.
Kelebihan utama dari industri film Thailand adalah inovasi dan keunikannya dalam mengeksplorasi genre yang berbeda. Salah satu genre yang terkenal dari Thailand adalah horor dan drama fantasi. Film-film seperti The Medium (2021) dan Girl Form No Where (2018) menjadi bukti bagaimana industri film Thailand bisa memadukan elemen horor dengan budaya lokal serta kreativitas imajinatif pada genre fantasi. Pada film horor Thailand sering kali berakar pada mitos dan legenda, memberikan pengalaman sinematik yang berbeda dari horor Barat yang lebih mengandalkan jump scare atau efek visual. Sedangkan, pada film fantasi Thailand selalu diinovasikan dengan cerita yang unik diluar alur film biasanya.
Selain kedua genre terkenal tersebut terdapat salah satu film Thailand yang paling sukses adalah Pee Mak (2013), sebuah film komedi-horor yang didasarkan pada legenda Mae Nak Phra Khanong. Film ini mencetak rekor sebagai film Thailand terlaris sepanjang masa, dengan pendapatan lebih dari 1 miliar baht. Keberhasilan Pee Mak menunjukkan bahwa kombinasi unik antara komedi dan horor yang mengakar pada cerita rakyat dapat menarik audiens domestik dan internasional.
Adanya berbagai kelebihan tersebut tentunya kelemahan dalam industri film tidak dapat dipungkiri yaitu dalam hal pendanaan dan infrastruktur. Meskipun beberapa film berhasil mencapai kesuksesan internasional, banyak produksi lokal masih berjuang dengan anggaran terbatas, yang mempengaruhi kualitas teknis dan distribusi mereka. Distribusi film Thailand lokal sering kali terbatas pada kawasan Asia Tenggara, dan sulit menembus pasar Barat kecuali melalui platform streaming.
Di balik kelebihan dan kelemahan film Thailand terdapat nama-nama seperti Banjong Pisanthanakun, seorang sutradara telah membawa kebanggaan bagi Thailand. Banjong memenangkan sutradara terbaik dalam asosiasi film nasional Thailand. Selain sutradara terdapat aktor Thailand yang memiliki segudang prestasi yaitu Mario Maurer, ia merupakan aktor Asia terbaik dalam ajang Cinemanila International dan memerani film terlaris sepanjang masa yaitu Pee Mak (2013). Kehadiran talenta-talenta seperti Banjong dan Mario Maurer menunjukkan bahwa film Thailand memiliki potensi besar untuk terus bersinar baik dalam kancah nasional maupun internasional.
Industri film Thailand mungkin belum sebesar beberapa industri film besar dunia, tetapi inovasi yang unik dan kemampuannya mengeksplorasi cerita lokal dengan sentuhan modern menjadikannya kekuatan yang patut diperhitungkan. Dari film horor hingga drama fantasi industri film Thailand terus menunjukkan bahwa mereka memiliki ciri khas yang dapat bersaing di panggung internasional. Meski ada tantangan dari segi pendanaan dan distribusi, film-film Thailand tetap memiliki tempat istimewa di hati penonton lokal dan global.
