Oleh: A.Andre Yusuf
Dia adalah seorang gadis kecil yang pernah menulis surat kepada Tuhan untuk mempertanyakan "kenapa perempuan di perlakukan berbeda dengan pria?". Gadis kecil itu bernama Nawal El Saadawi
Lahir di sebuah desa di luar Kairo pada tahun 1931, anak kedua dari sembilan bersaudara, El Saadawi menulis novel pertamanya pada usia 13 tahun. Ayahnya adalah seorang pejabat pemerintah, dengan sedikit uang, sedangkan ibunya berasal dari latar belakang keluarga yang kaya.
Ketika berusia 10 tahun, keluarganya mencoba untuk menikahkan Nawal, namun ia menolaknya. Penolakan tersebut didukung oleh ibunya. Kemudian dia memilih untuk melanjutkan pendidikannya, hingga mencapai gelar dokter dari universitas Cairo.
Nawal El Saadawi dikenal sebagai pembela hak perempuan dan berjuang melawan praktik mutilasi kelamin perempuan.
Pandangannya tegas menentang terhadap budaya patriarki yang menjadikan perempuan tidak bisa dibebaskan dalam masyarakat kelas atau masyarakat patriarkal yang didominasi laki-laki.
"Inilah mengapa kita harus menyingkirkan, melawan penindasan kelas, penindasan gender, dan penindasan agama." Tegas Nawal.
Akibat sikapnya yang berani dan tidak kenal kompromi itu ia harus sampai dipenjara, dipersekusi, diintimidasi, dan diancam akan dibunuh oleh kelompok konservatif.
"Saya telah kehilangan rasa takut akan kematian, saya telah kehilangan rasa takut saya akan penjara," katanya saat wawancara dengan Reuters pada 2018.
Buku Nawal El Saadawi yang paling populer adalah "Perempuan dan Sex", "Perempuan di Titik Nol", dan "Memoar dari Penjara Perempuan".
Buku Perempuan dan Seks dilarang di Mesir selama hampir dua puluh tahun dan setelah diterbitkan, El Saadawi kehilangan pekerjaannya sebagai Direktur Kesehatan Masyarakat di Kementerian Kesehatan di Mesir.