Tahun 2017 adalah tahun yang memiliki arti yang besar bagi umat Katolik di dunia, karena pada tahun ini umat Katolik merayakan 100 tahun penampakan Bunda Maria di Fatima, Portugal. Banyak juga umat Katolik Indonesia yang melakukan perjalanan ziarah rohani ke Fatima untuk merayakan 100 tahun penampakan Bunda Maria tersebut.
Kisah nyata penampakan Bunda Maria di Fatima itu berakhir 13 Oktober 1917, setelah serangkaian penampakan yang dimulai pada 13 Mei 1917 kepada tiga orang anak gembala. Pada tanggal 13 Oktober 1917 itulah suatu mukjizat terjadi. Mukjizat tersebut dikenal sebagai mukjizat mentari yang menari yang disaksikan lebih dari 60.000 orang.
Sejak peristiwa tersebut terjadi dan hingga kini, Kota Fatima di Portugal menjadi ramai dikunjungi oleh turis dan peziarah. Untuk mengenang penampakan tersebut dan sekaligus menghormati Bunda Maria, didirikanlah Basilika yang indah.
Sejak tahun 2014, rupanya Kota Reinha Rosari (Reinha=Ratu, Rosari=Rosario) alias Larantuka di Flores Timur mulai membangun kapel di atas bukit tidak jauh dari Kantor Keuskupan Larantuka. Dulu bukit itu disebut Bukit San Domingo. Bukit San Domingo kemudian diubah namanya menjadi Bukit Fatima, dan peletakan batu pertama pembangunan kapel pun dihadiri oleh wali kota Ourem, Portugal.
Jumat lalu (22/09) kami sempat mengunjungi lokasi kapel di Bukit Fatima Larantuka tersebut. Rupanya pembangunan masih sedang dilakukan. Pemandangan alam sungguh menakjubkan. Hamparan laut dan pulau-pulau di Selat Flores sungguh menawan. Tampak Pulau Adonara, Pulau Solor dan Gunung Lewotobi (gunung api kembar) di kejauhan. Walaupun tak ada mukjizat mentari yang menari seperti di Fatima dulu sekalipun Kota Reinha Rosari sudah mengekalkan keagungan Tuhan melalui Bunda Maria.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H