Ada satu pesan yang masuk di inbox facebook saya akhir Januari lalu, pesan dari mantan boss saya. Tentu saja bukan perihal pekerjaan. Hanya sekadar saling menyapa, bertanya kabar setelah sekian lama. Pesan beliau ditutup dengan suatu hal yang mengesankan sebagai berikut tentang mantan boss-nya selama beliau bekerja di Australia. Jadi ini pesan mantan boss tentang mantan boss-nya:
“My ex-boss in Australia said the only effective education parents can buy for children is traveling abroad and seeing the world. I agreed. Please keep your kids exposed to the world. Take care.”
Hubungan Indonesia dengan negeri kangguru, Australia memang ya seperti inilah di pemberitaan sehari-hari sekarang ini namanya juga tetangga dekat, apalagi masing-masing ada kepentingan politik dalam negerinya. Namun demikian dalam perspektif pariwisata, bukan hanya Bali, Indonesia yang memikat wisatawan Australia, tapi sebaliknya, negeri kangguru tersebut juga memikat wisatawan Indonesia untuk berkunjung. “There is nothing like Australia” atau “Australia Tiada Bandingnya” menjadi slogan resmi badan turisme Australia (Tourism Australia) untuk memikat wisatawan berkunjung. Dalam laporan tahunan 2013-2014, Tourism Australia mengungkap data dari pertengahan tahun 2013 hingga 30 Juni 2014 sekitar 6,6 juta wisatawan berkunjung ke Australia, lebih dari 43% wisatawan yang berkunjung berasal dari Asia. Jumlah belanja turis di Australia mencapai AUD 102 milyar.
[caption id="attachment_353304" align="aligncenter" width="509" caption="dokpri - Dreamworld, Gold Coast Australia"][/caption]
Wisatawan Indonesia yang berkunjung ke Australia memang tidak begitu dominan jumlahnya dibanding wisatawan dari negara-negara Asia lainnya semisal China, Singapura, dan Jepang. Namun menurut laporan tahunan terakhir tersebut, tidak kurang dari 147.000 wisatawan dari Indonesia mengalir masuk ke Australia, meningkat 8 persen dari periode laporan tahun sebelumnya. Dan berapa besar jumlah belanja wisatawan asal Indonesia di Australia selama periode tersebut ? AUD 638 juta atau tumbuh sebesar 5 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya.
[caption id="attachment_353305" align="aligncenter" width="504" caption="dokpri - Gold Coast, city view"]
[/caption]
Indonesia dalam bingkai pariwisata Australia adalah pasar yang sangat potensial dan berharga dengan target market senilai AUD 1 juta pada tahun 2020 walaupun tidak sekelas dengan negara-negara besar lainnya sebagai target market kategori 1 (target lebih dari AUD 5 juta pada tahun 2020) dan 2 (target lebih dari AUD 2,5 juta pada tahun 2020).
[caption id="attachment_353306" align="aligncenter" width="537" caption="dokpri - Sydney, Australia"]
[/caption]
[caption id="attachment_353307" align="aligncenter" width="519" caption="dokpri - Melbourne city view from Eureka Skydeck 88"]
[/caption]
Walaupun turisme hanya menyumbang hampir 3 persen dari perekonomian Australia saat ini, Australia tidak pernah membuang peluang mengembangkan industri pariwisatanya. Fakta yang diungkap oleh Deloitte Access Economics pada Oktober 2013 menyebutkan bahwa turisme adalah salah satu industri dari lima industri yang akan mengalami pertumbuhan fantastis dalam jangka waktu 20 tahun mendatang. Belum lagi efek multipliernya.
[caption id="attachment_353308" align="aligncenter" width="519" caption="dokpri - Ballarat Wild Life Park, Australia"]
[/caption]
Nah, ayo jangan mau kalah dengan sahabat kangguru yang tiada bandingnya itu. Tidak akan ada yang mengubah nasib pariwisata di Indonesia menjadi lebih fantastis lagi kalau tidak ada yang kerja, kerja dan kerja.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H