Menarik membaca berita keluhan masyarakat Ngawi kepada SBY tentang mahalnya tarif jalan tol. Keluh-kesah ini disampaikan dalam acara silaturahmi SBY dengan masyarakat Ngawi dalam rangka kunjungan #SBYTourDeJatim, Kamis, 5 April kemarin.
Jadi ceritanya, warga Ngawi merasa kecewa, karena tarif jalan tol dirasa memberatkan masyarakat lokal. Meskipun saat ini digratiskan, saya baca nantinya tarif jalan tol Ngawi-Wilangan akan dibebankan biaya dalam kisaran Rp 1000 tiap kilometernya. Dengan jarak hanya 49,5 kilometer, jadi total uang yang harus dibayar sekitar Rp 48 ribu.
Bagi masyarakat kelas menengah ke atas, uang sebesar itu bukan persoalan. Tapi bagaimana dengan masyarakat kecil? Misalnya pengusaha mikro dan kecil yang juga kepingin merasakan dampak pembangunan bagi kehidupannya.
Mahalnya ongkos jalan tol ini bukan isu baru. Ambil contoh tarif tol Surabaya-Kertosono yang sampai Rp82.000. Makanya jalan tol kawasan Jawa Timur ini jadinya sepi. Paling-paling mobil pribadi yang melintas. Truk-truk yang bawa muatan itu malas buat masuk jalan tol karena tarifnya yang mahal. truk-truk itu lebih memilih bermacet-macet ria di jalan biasa saja.
Saya baca lagi cerita-cerita di media sosial, SBY pun mengakui fenomena ini. Sepanjang melintas jalan tol, Presiden ke-6 RI ini melihat jalan tol itu sepi. Hampir-hampir tidak ada truk yang lewat. Hanya tampak beberapa mobil pribadi yang melintas.
Nah, ini kan lucu jadinya. Jalan tol dibangun megah-megah, biayanya mahal. Sampai-sampai anggaran pro rakyat, untuk subsidi dipotong. Tapi setelah jadi, justru masyarakat tidak menikmati. Padahal gunanya infrastruktur besar-besar itu kan untuk kepentingan ekonomi semua rakyat Indonesia, termasuk masyarakat kalangan kecil. Semakin tragais rasanya, apabila masyarakat yang tinggal di sekitar jalan tol tersebut juga tidak bisa menikmati.
Makanya simpati SBY menyikapi keluhan masyarakat ini amat tepat. SBY berharap pemerintah pusat agar mengkaji ulang tarif jalan tol, sehingga masyarakat kelas bawah bisa ikut menikmati hasil pembangunan.
Jika memang tarif jalan tol masih mahal, pemerintah pusat harus meningkatkan kualitas jalan nasional, yang realitanya merupakan nadi ekonomi bagi pelaku ekonomi mikro. tentu saja ini harapan terakhir. Maunya masyarakat kecil juga bisa menikmati akses jalan tol tersebut.sayangnya, ya sayang seribu sayang SBY bukan lagi presiden yang memerintah.
Tapi saya yakin, SBY pasti akan mengintruksikan kader-kader Partai Demokrat di DPR untuk menyikapi hal ini. Agar anggota DPR dari Partai Demokrat bisa menyampaikan keluhan masyarakat Ngawi ini kepada Kementerian Perhubungan dan kementerian terkait lainnya.
Semoga saja ada solusi. Saya pikir urusan tarif jalan tol ini adalah pekerjan rumah bagi pemerintah saat ini. Jangan sampai nanti muncul anggapan pemerintah tidak pro rakyat. Cuma bisa membangun besar-besaran, tapi hasil bukan untuk rakyat banyak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H