Lihat ke Halaman Asli

Kegagalan Itu Menyakitkan Saudara, tapi...

Diperbarui: 23 Juni 2015   21:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Alkisah seorang pemuda mempersiapkan mengikuti ujian dengan waktu yang sangat terbatas, segala daya dan upaya sudah dimaksimalkan, berdoa kepada Tuhan juga selalu disempatkan. Ujian dilakukan, namun apa daya materi yang diujikan tidak semua bisa dikerjakan, wawancarapun tidak semua bisa dijawab dengan lancar. Waktu satu bulan penantian pengumuman kelulusan pun terasa semakin mendebarkan, tibalah malam yang sangat menentukan bagi si pemuda, yakni pengumuman online hasil ujian. Dan hasilnya apa saudara? Si pemuda GAGAL.


Kisah diatas adalah kisah nyata dari seorang dokter umum yang sedang menempuh ujian masuk spesialis di Universitas terkenal di Surabaya. Baginya, kegagalan itu sangat pedih dan menyakitkan. Namun, dia berusaha bangkit dari kegagalan dengan menyiapkan diri untuk mengambil ujian lagi di kesempatan kedua (kesempatan terakhirnya) di tahun yang sama. Skor TOEFL sebagai salah satu persyaratan penting yang mungkin menyebabkan kegagalan, maka dia berusaha memperbaiki Skor TOEFLnya. Atau mungkin ujian teori dan wawancara yang menyebabkan dia terjegal, maka dia membaca lebih banyak lagi tentang materi yang diujikan. Dan tentu tidak lupa untuk selalu berdoa agar kegagalan yang terjadi tidak sampai terulang kembali. Baginya kegagalan adalah ujian mental dan kegigihan dalam memperjuangkan impian. Kegagalan adalah kesempatan yang diberikan Tuhan untuk lebih memantaskan diri meraih impian. Orang yang tangguh bukanlah orang yang tidak pernah gagal, melainkan mereka yang selalu berusaha bangkit setelah mengalami gagal.


Kadangkala kita cenderung menyalahkan Tuhan atas impian yang tidak berhasil kita dapatkan, jarang sekali kita melakukan self introspection dan self question terhadap penyebab kegagalan. Tatkala kita berintrospeksi dan bertanya-tanya pada diri kita kenapa kita gagal, pasti kita akan mengakui bahwa mungkin memang kita belum layak atau pantas untuk meraih impian itu. Ataukah Tuhan Menguji mental dan kesabaran kita sehingga kita menjadi pribadi yang tangguh dan bijaksana.......so, marilah kita bangkit dari kegagalan, mari kita raih impian kita dengan kepantasan yang kita persiapkan :)




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline