Lihat ke Halaman Asli

Ando Ajo

TERVERIFIKASI

Freelance Writer

Eksistensi

Diperbarui: 11 April 2016   14:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="ilustrasi: Larutnya air pastilah ke hilir. (lulurai.com/wp-content/uploads/2014/06/bv10.jpg)"][/caption]

Kala datang hasut keinginan menguasai hatiberbilah cabang pikiran tak hendak menyinggahi. Ambisi. Lantas imaji melambung tinggi, bukan kebaikan akan hal yang disukai Ilahi. Lalu badan juga pikiran mendadak berubah lain orangjadi. Kesempurnaan jati, bukanlah hakiki. Seperti bunglon yang selalu menutupi diri.

Anggapnya diri menggenggam segala. Kepuasan tak berwujud, harap pun tiada. Hanya angan membuai logika. Dan kerugiandatang menjelma.

Bukan harta bukan pula mutiara keindahan terkandung di dasar samudra. Bukan pakaian bukan pula perhiasaan membelit raga. Bukan kenapa tidak juga siapa. Tiada bernilai tiada berharga, pada mata pada keelokan maya. Tapisesuatu yang ada di dalam dada. Suci ia maka indahlah segala.

Menunduk pada keutamaan pasir di tumpukan tanah, selaksa guna lebih dari angan janji kerlip jutaan bintang di angkasa.

Runutlah diri, risiklah hati. Agar berpatut kalimah sakti. Dan bila itu terjadiadalah senyum keikhlasan penghias diri. Rona menembus cakrawala hingga ke singgasana Ilahi.

Jadilah diri jadilah hati, pada takdir janji Ilahi. Dan bukanlah keberpura-puraan membelah diri, yang mampu memayungihati.

---o0o---

TULISAN INI PERTAMA KALI DIPUBLIKASIKAN DI WWW.KOMPASIANA.COM COPASING DIIZINKAN DENGAN MENYERTAKAN URL LENGKAPPOSTINGAN DI ATAS, ATAU DENGAN TIDAK MENGUBAH/MENGEDIT AMARAN INI.

Ando Ajo, Depok 11 April 2016.

Terima Kasih Admin Kompasiana^^




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline