Lihat ke Halaman Asli

Ando Ajo

TERVERIFIKASI

Freelance Writer

Maaf, Aku Merindu

Diperbarui: 19 Maret 2016   23:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Ilustrasi: Ketika rindu mampu membawamu melayang tinggi (devonapixie.files.wordpress.com)"][/caption]Pada tubuh di mana diri berlindung akan hasrat yang utuh, tempat segala luah segala jenuh. Dalam rangkaian langkah bertempias peluh. Di mana kehangatan tiada pernah lekang dalam puji merengkuh, harapnya badan tetap dapat menyentuh. Puja kasih pada sesuatu yang tak akan mungkin luruh.

Bisikkanlah bisikkan…

Sapa lembut yang menenggelamkan diri dan aku… agut. Atau dendang sayang yang membakar gairah akut. Syair membuai umpama nyanyian pari-pari lelembut. Gelitik rasa menggantung mesra di setiap sudut. Menyiksa angkuh pikiran dan hati yang tak tersebut…

Jemputlah jemput…

Sunting kasih dari untaian melati putih. Atau kemuning dengan segala keharuman nan gigih. Sambutlah dekaplah segala rona yang membuat risih, segala aroma yang begitu menindih. Segala rasa yang sanggup terucap meski hanya lirih…

Datanglah kasih datanglah sayang. Jambangan kasih berbunga rindu membayang. Siang berbuah igau malam pula berputik rajang.

Pada tubuh—putik kurindu…

Adakah purnama menerangimu?

---o0o---

TULISAN INI PERTAMA KALI DIPUBLIKASIKAN DI WWW.KOMPASIANA.COM COPASING DIIZINKAN DENGAN MENYERTKAN URL LENGKAP POSTINGAN DI ATAS, ATAU DENGAN TIDAK MENGUBAH/MENGEDIT AMARAN INI.

Ando Ajo, Jakarta 18 Maret 2016.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline