Lihat ke Halaman Asli

Ando Ajo

TERVERIFIKASI

Freelance Writer

Puisi | Tersenyumlah

Diperbarui: 17 Maret 2016   23:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Tersenyumlah, walau apa pun yang terjadi."][/caption]Seputih kapas dalam genggaman, uraikanlah, rajutkanlahUntaikan menjadi benang. Benang lurus pengikat guna. Atau sisir jahitkan menjadi kain, penutup tubuh kedinginan. Sulamlah menjadi hiasan, jalinlah menjadi pakaian. Penutup yang tak pantas, pelindung terhadap panas.

Dan diri bisa tersenyum melangkah di bawah cakrawala.

Seperti titik-titik embun di pagi hari. Yang memuai bersama hangatnya mentari. Meski sedikit kesempatan menetes ke pelukan bumi. Tetap setia mencerahkan hari, mendinginkan pandang mata hati. Sejukkan tubuh inci demi inci.

Dan bentangkan tangan nikmati sapa pemula hari.

Layaknya gumpalan si awan kelabu, yang berarak perlahan pada hal yang dituju. Mengganggu, megah langit nan membiru. Biarkanlah begitusebab kelabu sangat membantu. Sedikit impian dalam selimut panas yang membatu.

Dan lambungkan asa setinggi kesejukan sesaat menaungi.

Selaiknya usapan lembut tangan-tangan mungil, bayi merah yang belum tersentuh dosa. Yang mampu menggurat senyum di bibir sang malaikat para bidadari kala bayi tertawa. Dalam embus napas surgawi, dalam aroma tubuh nan alami. Menyejukkan, menenangkan.

Danbegitulah harapan dijalankan.

 

---o0o---

TULISAN INI PERTAMA KALI DIPUBLIKASIKAN DI WWW.KOMPASIANA.COM COPASING DIIZINKAN DENGAN MENYERTAKAN URL LENGKAP POSTINGAN DI ATAS, ATAU DENGAN TIDAK MENGUBAH/MENGEDIT AMARAN INI.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline